Berita
Dr. Khalid Al-Walid: Membela Imam Husain Dengan Ilmu, Amal dan Harta
Masyarakat pecinta Ahlulbait di Jepara mengadakan acara Arbain Haul Imam Husain di gedung Wanita Jl. HOS. Cokroaminoto, pada Ahad (28/10/2018). Tahun ini mengusung tema “Semangat Husaini di Karbala Semangat Bela Negara.”
Peringatan Arbain di Jepara rutin diadakan setiap tahun, melibatkan berbagai unsur dari Jepara sendiri dan dari luar kota. Seperti donor darah yang melibatkan PMI Jepara, siang itu terkumpul sebanyak 70 kantong darah. Juga pengumpulan dana dari hadirin untuk acara Arbain tahun depan.
Dihadiri sekitar dua ribu jamaah yang datang dari berbagai kota di Jawa Tengah. Pembicara siang itu Dr. Khalid Al-walid dari Jakarta dan pembaca narasi maqtal Ustad Ahmad Baraqbah dari pekalongan.
Dalam ceramahnya, Beliau mendedah makna panggilan Imam Husain di akhir hayat beliau ‘Hal min nasirin yansuruni’ yang hingga kini pun terus bergema sepanjang waktu dan melintasi zaman.
“Ayatullah Rafii menggambarkan bahwa menyambut kalimat Imam Husain itu dalam tiga hal; melalui jalur ilmu, amal dan terakhir dengan harta,” katanya dihadapan ribuan hadirin.
Melalui Jalur ilmu seperti mentradisi ilmiah berkembang di mazhab Ahlul Bait, lanjutnya. Ulama di Syiah selain mengajar juga belajar, mengarang buku dan juga tak berhenti membaca buku.
“Maka ketika baru-baru ini ada seminar tentang hadis Syiah oleh kelompok tertentu tanpa menghadirkan ahli hadis dari Syiah sendiri, sesungguhnya mencederai nilai ilmu dan cara-cara ilmiah itu sendiri,” katanya.
Dosen Filsafat Islam di STFI Sadra Jakarta itu bercerita bahwa suatu hari gurunya enggan mengajar, kemudian murid-muridnya bingung karena gurunya bersikap tidak seperti biasanya.
Ketika murid-muridnya menanyakan keengganana mengajar sang guru, jawaban gurunya sungguh sangat mengejutkan. “Karena kalian tidak pernah ada yang bertanya, hanya merasa cukup dengan menerima pelajaran dari guru semata,” katanya.
Ketika berkunjung ke rumah Muslim Syiah salah satu tandanya banyak buku di lemari, meski pun jangan ditanya sudah dibaca semua atau belum, tambahnya lagi.
Penceramah asal Palembang itu menyinggung apa yang disampaikan Ayatulah Behjat, bahwa Salah satu diantara kewajiban pemiliki buku adalah membacanya.
Cerita lain, Beliau menyebutkan bahwa Ayatullah Burujerdi, guru Imam Khumaini, selama enam bulan tidak keluar dari kamarnya, tidak mau mengajar sebagaimana biasanya. Anaknya bercerita bahwa ayahku suatu malam bermimpi di padang Mahsyar didatangi seorang malaikat yang menakutkan dan ditanyai. Tahu-tahu beliau menjawab bahwa beliau adalah ulama. Kemudian malaikat bertanya tentang ilmunya yang belum dipelajari, diajarkan, ilmu-ilmu yang belum beliau tulis dan lain sebagainya sehingga Ayatullah Burujerdi pun merasa takut dengan ilmu yang dimiliki karena belum banyak yang dia lakukan.
“Itulah alasan beliau tidak mengajar selama itu,” kata Khalid dalam acara yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda itu.
“Dalam ranah amal, bisa dilihat dengan apa yang digambarkan oleh masyarakat Irak saat menyambut para peziarah Imam Husain as.” Lanjutnya.
“Kita menyaksikan balasan Allah atas Imam Husain karena perjuangannya demi Islam dan kemanusiaan. Jutaan para peziarah setiap tahun memenuhi makamnya dan berziarah di pusaranya, dan disambut ramah masyarakat Irak,” Sambungnya.
Namun, dalam hal harta masyarakat Irak menabung selama satu tahun untuk menyambut para tamu Imam Husain dan mereka tidak pernah mengeluh dan mengeluarkan kata-kata kotor, yang ada senyuman dan kebahagiaan menyambut para tamu Imam Husain. (Muh)
Baca juga: Video – Sumpah Pemuda 2018 Dan Arbain Imam Husain 1440 H