Berita
Doa dan Apresiasi Ormas ABI bagi Para Pahlawan Medis
“Kami Tetap Bekerja Untuk Kalian, Kalian Tetap di Rumah Untuk Kami”
Jagat media sosial akhir-akhir ini diramaikan oleh curahan hati para petugas medis. Intinya, mereka mengajak masyarakat Indonesia untuk saling membatasi jarak fisik (physical distancing) satu sama lain dan tidak keluar rumah. Tujuannya untuk mencegah penyebaran potensi COVID-19 di ruang sosial.
Sebagai ujung tombak dalam peperangan hidup mati melawan virus corona, mereka bertugas memastikan para pasien dalam semua kategori (Orang Dalam Pengawasan atau ODP, Pasien Dalam Pengawasan atau PDP, hingga Positif COVID-19) dapat tertangani dengan baik. Kendati mereka juga tetap harus memikirkan keselamatan nyawanya. Tercatat hingga saat ini, Sabtu (28/3) sebanyak 44 petugas medis di Jakarta terpapar virus corona usai merawat para pasien COVID-19.
Kabar duka menyelimuti insan medis Tanah Air belum lama ini. Sejumlah dokter dikonfirmasi telah gugur sebagai kesuma bangsa dalam peperangan sengit melawan virus corona yang relatif ganas. Sementara dari pihak perawat, dikabarkan bahwa virus mematikan yang menyerang saluran pernafasan itu telah merengut satu korban jiwa.
Keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi penyebab utama penularan pandemi ini ke kalangan petugas kesehatan. Selain disebabkan pula oleh banyak faktor lain seperti kelelahan, ketidakdisplinan sebagian masyarakat terhadap aturan yang diberlakukan pemerintah pusat maupun daerah, minimnya asupan vitamin atau gizi, dan sebagainya.
Kondisi memprihatinkan yang dialami para prajurit di garda terdepan perang anti virus ini kontan mengundang simpati publik. Duka cita sekaligus apresiasi langsung mengalir terhadap kalangan insan medis,.khususnya para korban yang jatuh sakit maupun meninggal dunia. Publik menyanjung mereka sebagai pahlawan yang rela berjibaku menyelamatkan nyawa banyak orang tanpa mempedulikan keselamatan bahkan nyawanya sendiri.
Publik mengekspresikan empatinya dengan cara dan lokus yang beragam. Mulai dari komentar simpatik di dunia maya, hingga meletakkan karangan bunga di dunia nyata. Sebagaimana terlihat dari deretan karangan bunga berisi ucapan terima kasih dan kalimat bernuansa motivasi yang terpajang di RSPI Sulianti Saroso – Jakarta sejak Rabu, 18 Maret lalu.
Presiden Joko Widodo sendiri menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas medis yang telah menjadi garda terdepan dalam menghadang laju penyebaran COVID-19 di Tanah Air. Selain itu, Presiden juga mengumumkan insentif tambahan bagi para petugas kesehatan sebagai bentuk apresiasi pemerintah. Menurut Presiden, mereka telah memberikan dedikasi tinggi untuk menangani para pasien agar dapat sembuh.
“Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada para dokter, para perawat dan seluruh jajaran rumah sakit, yang sedang bekerja keras penuh dedikasi dalam melayani dan merawat para pasien yang terinfeksi Covid-19,” kata Presiden di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (19/3).
Dalam kesempatan itu, Presiden kembali mengimbau agar masyarakat dapat bekerja, belajar, serta beribadah di rumah untuk sementara waktu. Imbauan itu disampaikan guna membantu pemerintah dalam menanggulangi penyebaran COVID-19. “Semoga kita semua diberikan kesehatan yang prima,” ucapnya.
Ormas Ahlulbait Indonesia sangat mengapresiasi para pahlawan medis dan tentunya juga mendoakan agar tenaga medis Indonesia tetap semangat, kuat dan sabar menjalankan misi kemanusiaan ini hingga Indonesia terbebas dari wabah ini.
Perjuangan insan medis dalam konteks ini sangat sesuai dengan ajaran Islam. Menyelamatkan nyawa manusia dalam perspektif agama yang dibawa Rasulullah saw ini identik dengan menyelamatkan seluruh umat manusia. Ini sebagaimana difirmankan Allah Swt dalam al-Quran al-Karim, surah al-Ma’idah, ayat ke-32: Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.