Berita
Diskusi Antar Iman ICRP Bersama Mujtahid Syiah Irak
Menjadi rumah bagi berbagai kalangan beragama, Indonesia Conference on Religion and Peace (ICRP), pada Rabu (3/6) mendapat kunjungan Mujtahid Syiah Irak, Sayyid Izzanuddin Al-Hakim yang ditemani Sayyid Ibrahim Al-Hakim dan Syeikh Zubaidi untuk melakukan diskusi antar umat beragama bersama sejumlah tokoh di ICRP, Cempaka Putih, Jakarta Timur yang dipimpin Ketua Umum ICRP, Ulil Abshar Abdalla.
Pada kesempatan tersebut Sayyid Izzanuddin menjelaskan bahwa perbedaan dalam beragama atau bermazhab itu adalah sesuatu yang sangat logis dan perbedaan itu sangat mudah didamaikan dengan cara diskusi-diskusi seperti yang biasa dilakukan ICRP. Diskusi antar agama dan antar mazhab sangat penting rutin dilakukan untuk mempererat hubungan.
Namun sayangnya kepentingan-kepentingan politik seringkali masuk ke ranah agama sehingga mengorbankan kepentingan umat.
“Sehingga sebagian manusia menjadi bara pengobar api fitnah,” tegas Sayyid Izzanuddin.
Sementara itu Sayyid Ibrahim Al-Hakim, menerangkan terkait konflik yang sering terjadi dalam tubuh umat Islam saat ini adalah karena penyebaran radikalisme dan aksi-aksi kekerasan di wilayah sekitar konflik yang menyulut terjadinya konflik tersebut. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab para ulama dan pencinta perdamaian untuk memotong rangkaian yang memungkinkan konflik terjadi.
“Agar masyarakat awam tidak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok garis keras ini,” terang Sayyid Ibrahim.
Sebagai tuan rumah Ulil menjelaskan kondisi di Indonesia, bahwa Syiah memiliki pangaruh yang cukup kuat di negeri kita, terbukti dengan adanya sejumlah tradisi yang sampai saat ini masih ada. Ulil kemudian mencontohkan beberapa hal seperti perayaan Tabut pada saat Asyura di Sumatera.
“Perayaan ini bukti pengaruh Syiah di Indonesia,” terang Ulil.
Pertemuan di ICRP hari itu membuktikan satu hal, bahwa perbedaan apapun yang terjadi dalam pemahaman keagamaan atau mazhab, namun bila masing-masing pihak yang berbeda saling berlapang dada, bersikap bijak dan tidak menutup pintu diskusi atau dialog maka pertikaian akan bisa dihindari dan besar kemungkinan takkan terjadi lagi. (Lutfi/Yudhi)