Berita
Din Syamsuddin: Kebutuhan Darurat Dunia Hari ini adalah Dialog dan Kerjasama
Utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Prof. DR. Din Syamsuddin dalam pidatonya dalam acara pembukaan International Conference of Asian Cultural Dialogues yang berlangsung di Tehran ibukota Republik Islam Iran pada Sabtu (13/1) mengatakan, “Hari ini, dunia dan peradaban manusia sedang berhadapan dengan tantangan berat. Sebagaimana yang dikatakan Francis Fukuyama, akan terjadi benturan peradaban yang akan menimbulkan ketidak teraturan dan melahirkan kekhawatiran besar.”
“Ketidakmampuan budaya-budaya yang ada disetiap negara dan pemimpin-pemimpin negara berhadapan dengan tantangan berat tersebut, membuat munculnya berbagai kerusakan besar di dunia hari ini.” Tambahnya
“Karena itu, pekerjaan utama kita hari ini adalah bagaimana sistem global yang berpusat pada manusia kita ubah dan beralih kepada sistem global yang berpusat pada Tuhan.” Lanjut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut
Lebih lanjut lagi, dewan pembina MUI tersebut mengatakan, “Dialog antar komunitas, antara penganut agama, antar negara, antar peradaban, adalah sebuah langkah yang harus dikerjakan dan digalakkan. Dialog ini harus didasarkan pada paradigma saling percaya dan saling menghormati untuk menciptakan peradaban yang penuh dengan kedamaian dan kebersamaan.”
Din Syamsuddin menegaskan, dengan terbentuknya sikap saling memahami dan kesatuan pandangan akan menjadi modal kuat untuk mengatasi tantangan berat peradaban manusia hari ini. Ia mengatakan, “Melalui majelis dialog yang kita lakukan hari ini, kita optimis, akan menghasilkan langkah-langkah praktis yang akan kita lakukan bersama-sama sehingga dengan strategi budaya yang kita kerjakan, dalam bidang ekonomipun insya Allah akan mengalami peningkatan.”
Disebutkan International Conference of Asian Cultural Dialogues atau Konferensi Internasional Dialog Budaya Asia terselenggara di Tehran pada Sabtu (13/1). Hadir Sayid Abbas Salehi, menteri kebudayaan Iran, Mahmud Jawad Zarif, menteri luar negeri Iran, dan lebih dari 70 ilmuan dan cendekiawan kebudayaan dari 20 negara. Acara ini kemudian akan dilanjutkan dan berlangsung di Universitas Tehran, Universitas Ferdawsi Masyhad dan di Mazandaran. (Abna24)