Berita
Di Manapun AS Berada, Kerusakan Melanda
Perdana Menteri baru Irak Mustafa al-Kadhimi untuk kali pertama (Selasa, 21/7/2020) berkunjung ke Republik Islam Iran untuk bertemu Ayatullah Ali Khamenei di ibu kota Iran, Teheran. Ia naik ke jabatan perdana menteri pada Mei setelah menjabat sebagai kepala Badan Intelijen Nasional Irak selama hampir empat tahun.
Perjalanannya ke Teheran terjadi setelah ia menerima kedatangan diplomat top Iran Mohammad Javad Zarif di Baghdad pada Ahad sebelumnya. Delegasi Irak termasuk menteri urusan luar negeri, keuangan, kesehatan dan perencanaan, serta penasehat keamanan nasional Kadhimi, beberapa di antaranya juga bertemu dengan rekan-rekan Iran. Kadhimi juga mengadakan pembicaraan dengan Presiden Hassan Rouhani untuk membahas hubungan perdagangan yang lebih dekat, memerangi virus corona baru, dan upaya untuk memastikan stabilitas regional.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei pada kesempatan ini berpesan kepada Perdana menteri Irak bahwa Teheran tidak akan mencampuri hubungan Baghdad dengan Washington. Namun, beliau memperingatkan bahwa kehadiran Amerika Serikat (AS) di tetangga Republik Islam itu adalah penyebab ketidakamanan.
“Iran tidak akan ikut campur dalam hubungan Irak dengan Amerika tetapi mengharapkan teman-teman Irak untuk mengenal Amerika dan menyadari bahwa kehadiran mereka di negara mana pun menyebabkan korupsi, kerusakan, dan kehancuran,” Pungkas pemimpin karismatik berusia 81 tahun ini.
“Mereka membunuh tamumu di rumahmu dan dengan terang-terangan mengakuinya. Iran tidak akan pernah melupakan ini dan pasti akan memberikan pukulan balasan kepada Amerika,” kata Imam Khamenei merujuk pada pembunuhan oleh AS syahid Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak Januari di Baghdad.
Dalam perbincangannya dengan Kadzimi, Rouhani mengatakan, “Republik Islam Iran dengan tegas mendukung peran menentukan yang dimainkan oleh Irak sebagai negara Muslim dan Arab yang kuat di kawasan untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas,”.
Rouhani menyatakan bahwa kekuatan asing tidak dapat mengganggu hubungan persaudaraan kedua negara tetangga. Dia mengatakan bahwa Iran dan Irak memiliki banyak kesamaan dalam bidang budaya, agama, sejarah dan politik.
“Kami mengadakan pembicaraan untuk mengimplementasikan perjanjian antara kedua negara, termasuk menghubungkan dua jalur kereta api dari Khorramshahr ke Basra dan saya sangat berharap bahwa perjanjian ini akan segera dilaksanakan,” kata al-Kadhimi pada konferensi pers bersama dengan Presiden Rouhani di Teheran.
“Saya berharap untuk menyaksikan hubungan ekonomi yang berkembang antara kedua negara,” tambahnya.
“Irak tidak mengizinkan ancaman terhadap Iran dari wilayahnya, khususnya mengingat fakta bahwa hubungan kedua negara telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan kita harus mendukung hubungan lama ini,” kata al-Kadhimi.
Dia menekankan bahwa Baghdad menginginkan hubungan yang sangat baik dengan Teheran, menghargai Iran atas bantuannya, sebagai negara pertama yang bergegas ke perang Irak melawan kelompok-kelompok teroris. Iran akan membantu pemerintah Irak dalam memerangi virus corona semaksimal mungkin dan akan menyediakan obat-obatan serta produk-produk kebersihan.
Rouhani menambahkan bahwa pembunuhan terhadap Syahid Soleimani dan wakil kepala pasukan Mobilisasi Populer Irak (PMU) Abu Mahdi al-Muhandis adalah karena peran mereka untuk membangun keamanan di Irak dengan berperang melawan kelompok-kelompok teroris. (Farsnews/Republika)