Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Detik-Detik Wafatnya Imam Ja’far Ash-Shadiq

Imam begitu kurus dan fisiknya melemah di tahun-tahun terakhir hidup beliau. Para penjenguk Imam berkata, “Kami tidak melihat apapun kecuali kepala beliau saja.” Ini adalah sebuah ungkapan bahwa beliau begitu sangat menderita akibat ancaman dan tekananan Khalifah di akhir-akhir masa hidupnya.

Suatu hari, Manshur, yang saat itu menjabat khalifah memerintahkan Rab’i (pejabat pemerintahan) untuk membawa Imam as ke hadapannya. Dan Rab’i pun membawa Imam as.

Rab’i berkata, “Aku melihat Imam Shadiq as. Ketika ia masuk, bibirnya bergerak-gerak. Begitu pun ketika ia duduk di samping Manshur. Lalu amarah Manshur perlahan menghilang.” Ketika Imam pergi dari Manshur, aku pun mengikuti beliau dari belakang dan berkata kepadanya, “Ketika engkau masuk, Manshur begitu sangat murka padamu. Namun saat engkau menggerak-gerakkan bibirmu, murkanya mereda. Sebenarnya apa yang kau lakukan?”

“Sesungguhnya aku menggerakkan bibirku untuk membaca doa Imam Husain as. Dan doa tersebut adalah  ‘Wahai Engkau yang memberikanku kekuatan kala sulit dan Wahai Engkau yang menjadi tempat naunganku kala sedih. Jagalah aku dengan mata-Mu yang tak pernah tidur. Dan tempatkanlah aku dalam naungan-Mu yang kuat dan tak akan pernah rusak,” Jawab Imam as.

Pembakaran Rumah Imam Shadiq as

Mufazal (salah satu murid kepercayaan Imam as) berkata, “Manshur Dawaniqi memberikan surat kepada Hasan bin Zaid yang mana waktu itu ia menjadi wakil Manshur di Madinah. Di pesan tersebut tertulis, ‘Bakarlah rumah Ja’far bin Muhammad!’ Dan Hasan bin Zeid pun melaksanakannya. Ia membakar rumah Imam sehingga api sampai ke koridor rumah Imam Shadiq as. Kala api membakar rumahnya, Imam Shadiq as berjalan keluar dari tengah-tengah api yang membakar rumahnya dan berkata, ‘Aku adalah putra Ismail yang keturunannya seperti urat-urat dunia, tersebar di mana-mana dan aku adalah putra Ibrahim yang api Namrud menjadi dingin untuknya dan menyelamatkannya,'”

Tragedi Pembunuhan Imam Shadiq as

Pada akhirnya Manshur tidak bisa melihat perkembangan Imam Shadiq as dan tidak mampu menanggung kebesaran beliau. Manshur pun merencanakan pembunuhan Imam dengan cara meracuninya.

Manshur memerintah seorang wakil di Madinah untuk menjalankan misisnya mengantarkan Imam kepada kesyahidan. Seorang wakil yang diutus membunuh Imam as dengan racun yang dicampur ke buah anggur. Setelah itu Manshur dengan aksi tipu daya berpura-pura menyelenggarakan acara kesedihan (berkabung) meratapi kesyahidan Imam Shadiq as. untuk mengelabui masyarakat atas aksi pembunuhan itu.

Mungkin sebenarnya Manshur tidak ingin membunuh Imam as. Namun apa yang bisa dikatakan ketika kekuasaan dan kedudukan melatarbelakangi ini semua. Dan pada akhirnya Bani Abbas pun seperti Bani Ummayyah membunuh enam Imam Maksum as. (AM/Sutia)

#Diterjemahkan dari situs media berbahasa Persia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *