Berita
Demokrasi Ala Romo Magnis
“Menurut saya, satu-satunya hasil nyata dari apa yang disebut Reformasi adalah, Indonesia menjadi negara demokrasi. Dimana hak-hak asasi manusia diberi kedudukan dalam Undang-Undang Dasar. Itu sebuah kemajuan besar ke arah negara yang beradab,“ ungkap Romo Magnis, seorang cendikiawan dengan pemilik nama asli Franz Magnis Suseno.
Dalam sebuah diskusi di kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba Depok, Kamis (9/10) siang itu, ia mengungkapkan pandangannya terkait kondisi perpolitikan Indonesia saat ini. Diskusi dengan tema “Kembalikan Kedaulatan Rakyat“ ini menghadirkan para ilmuwan dari berbagai kalangan. Romo Magnis salah satunya. Ia pun ditunjuk menjadi salah satu pembicara.
Berdasarkan situasi politik saat ini, pembahasan pun mengarah ke salah satu isu tentang Pilkada langsung dan tidak langsung.
“Kalau saya melihat bahwa dengan penghapusan Pemilu langsung oleh rakyat, demokrasi ini mau dikebiri lagi,” terang Romo Magnis. Kalau bicara demokrasi, menurut Romo Magnis, kita semua harus mengambil sikap. Sikap penolakan terhadap Pemilu tidak langsung inilah yang ia tunjukkan.
“Bukan masalah dipilih langsung atau tidak. Tapi cara undang-undang itu, mendadak diadakan dengan meremehkan reaksi rakyat, secara sinis dengan memperlihatkan bahwa kami sudah mempunyai kekuasaaan di legislatif, peduli apa rakyat itu,“ tambah Romo Magnis.
Menurutnya, demokrasi adalah, rakyat tidak perlu menyambung lidah, tapi memakai lidahnya sendiri untuk menentukan siapa pemimpinnya dan ke arah mana dia memimpin. “Padahal, rakyat mampu memilih secara dewasa apa yang ia kehendaki,“ terangnya.
Ia menilai, tradisi elit oligarki ini tak mempercayai bahwa rakyat bisa dipercaya. “Saya rasa penting bahwa kita protes, cara yang meremehkan rakyat atas nama otot atau kekuasaan yang mereka punya. Kita pernah punya pengalaman, selama 33 tahun dimana otot yang berkuasa. Kita jangan kembali ke situ,“ pungkas Romo Magnis. (Malik/Yudhi)