Berita
Deklarasi Balfour, 100 tahun Kolonialisme Zionis, 100 tahun Perlawanan Bangsa Palestina
Direktur Voice of Palestine, Ir. Mujtahid Hashem mengatakan bahwa memperingati “Deklarasi Balfour” adalah bentuk solidaritas dunia untuk membela Palestina. “Peringatan Deklarasi Balfour juga diselenggarakan di berbagai negara seperti Lebanon, Palestina, Jerman, Iran, bahkan rakyat di Inggris sendiri,” katanya dalam sebuah konferensi pers di bilangan Jakarta Pusat, Selasa (5/12). Deklarasi Balfour sendiri dikeluarkan oleh kerajaan Inggris pada tanggal 2 November 1917 sebagai cikal bakal penderitaan rakyat Palestina.
“Inti dari Deklarasi Balfour adalah Kerajaan atau Pemerintah Inggris memberikan tanah Palestina kepada orang-orang Yahudi (Zionis Israel),” ungkap Mujtahid. Ketika itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour memberikan surat kepada Walter Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi British, untuk disampaikan kepada Federasi Zionist. Surat atau deklarasi pemerintah Inggris ini menetapkan tanah Palestina sebagai rumah nasional orang Yahudi, berikut komitmen kerajaan Inggris untuk merealisasikan aspirasi orang-orang Yahudi. Surat ini juga jawaban dari keinginan Zionist Internasional yang ingin mendirikan negara Yahudi di Palestina. Surat yang dikeluarkan oleh kerajaan Inggris inilah awal bencana 100 tahun pengusiran orang-orang asli Palestina.
Mujtahid menambahkan bahwa memperingati Deklarasi Balfour adalah bagian dari bentuk protes dunia terhadap kolonialisnya Inggris yang telah mem–backup keberadaan Zionis Israel di Palestina.
Konferensi pers yang diselenggarakan oleh Voice of Palestine tersebut adalah dalam rangka menyambut konferensi internasional , “Balfour Declaration, 100 Years of Zionist Colonization, 100 Years of Resistance” yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-8 Desember di Gedung Nusantara V (MPR/DPR RI).
Aktivis pergerakan Haris Moti yang juga mengisi acara konferensi pers itu mengatakan bahwa masalah yang terjadi di Palestina adalah masalah manusia secara keseluruhan yang harus segera diselesaikan. “Tidak mengenal batas-batas agama, bangsa maupun negara,” katanya. Ia juga mendukung rencana konferensi internasional yang akan diselenggarakan.
Hadir pula Dr. Ahmad Soroush Nejad dari Zaituna Institute dan Habib Hasyim Arsal Alhabsyi dari Steering Committee (SC) penyelenggaraan konferensi internasional sebagai pembicara.
Konferensi internasional yang akan diselenggarakan selama dua hari itu digadang oleh masyarakat sipil yang tergabung dalam NGO, Voice of Palestine, Mer-C, dan International Union of NGO’s to Support right of the Palestenians yang menjadi bagian dukungan terhadap bangsa Palestina.
Agenda dalam konferensi internasional tersebut akan membahas beberapa tema antara lain: 100 Tahun Deklarasi Balfour dan Dampaknya terhadap masyarakat Palestina, Deklarasi Balfour Menurut Prespektif Hukum International, Otokritik terhadap 100 tahun perlawanan dan Intifada kontemporer, 100 tahun Deklarasi Balfour dan Kolonisasi Zionis, Deklarasi Balfour, Perjanjian Skes-Picot dan agenda kontemporer Zionis dalam membuat peta baru Timur Tengah, Penurunan geopolitik dan masa depan zionis Israel, Agenda dekolonisasi untuk mengamankan hak Palestina, Media dan pembangkitan masyarakat sipil dalam mendukung hak Palestina, Proses perdamaian dan solusi satu negara Palestina.
Acara tersebut sedianya akan dihadiri pembicara dari dalam maupun luar negeri, di antaranya: Dr. H Zulkifli Hasan, (Chairman of Indonesian People Assembly), Prof. Dr. Din Samsudin (Chairman of Board Adviser of Indonesia Ulama Council), Dr. Zahra Musthafavi Khomaini (Secretary General NGO’s Forum on defending Palestinian Rights, Tehran), Ir. Sayuti Asyathri (Indonesian Moslem Intellectual and former member of Parliament), KH. DR. Muhydin Junaidi (International Realtion, the Indonesian Ulema Council), Erwin Muslimin (Member Indonesian Parlement), Dr. Ahmad Soroush Nejad (Zaituna Institute, Iran), Dr. Shofwan Al-Banna (International Relation Studies FISIP UI), Josse Rizal Journalis (MERC), Feroze Mithiborwala (Palestine Solidarity Campaign, India), Dr. Sabir Karbalai (Palestne Fondation, Pakistan), Syekh Ali Akbar Albinal (Palestine Fondation Philipine), Mohd Azmi Abdul Hamid (MAPIM, Malaysia), Syaikh Yusuf (Coordinator of the Global Campaign to return to Palestine, Beyrut), Iqbal Pasaribu (Universlia Legal Aid Fondation), Irman Abrurrahman (Research Division, Voice of Palestine), Dr. Mustofa Laddawi (The International Union for Resistance Scholar), Seyyed Husein Baraka , Edgardo Ruben Assad. (M/Z)