Daerah
Prakarsa IAIN Purwokerto Kuatkan Ukhuwah Sunni-Syiah
Di tengah gempuran masif gerakan takfiri di berbagai penjuru Nusantara yang begitu bernafsu mengoyak ukhuwah, kabar menyejukkan datang dari Purwokerto. Ratusan mahasiswa-mahasiswi IAIN Purwokerto dengan penuh antusias hadir menyesaki ruang auditorium kampus mereka dalam Seminar “Titik Temu Sunni-Syiah, Memperkokoh Islam Nusantara” yang digagas oleh Gusdurian Bayumas, Selasa, (12/5).
Dalam pembukaan seminar, Rektor IAIN Purwokerto, Dr. A. Luthfi Hamidi, M. Ag. menyebutkan bahwa memang Sunni dan Syiah memiliki perbedaan, tapi di saat yang sama juga memiliki banyak persamaan.
“Setiap perbedaan pasti ada titik temunya,” ujar Luthfi.“Sama Yahudi dan Nasrani saja kita disuruh mendekatkan dan mencari titik temu, apalagi sesama Muslim, Sunni dan Syiah.”
Dr. Muhsin Labib, pembicara dari Ahlulbait Indonesia (ABI) dalam pemaparannya menyebutkan bahwa titik temu Sunni-Syiah itu banyak.
“Syiah itu Ahlusunnah juga, dalam artian mengikuti sunnah-sunnah Nabi, Quran, Hadis,”ujar Muhsin Labib yang dalam sesi tanya jawab mengklarifikasi beberapa tuduhan dan fitnah abal-abal terhadap Syiah. “Memang siapa orang Islam yang tak mengikuti al-Quran dan Hadis?”
Kultur NU, Kultur Syiah
KH. Nuril Arifin Husein, MBA, atau yang lebih dikenal dengan Gus Nuril yang ikut hadir sebagai pembicara dari Nahdlatul Ulama (NU) juga menyebutkan hal senada. Menurutnya secara kultural, ibadah dan amaliah NU itu sama dengan Syiah; Shalawatnya, Maulidnya, Tahlilannya, Ziarahnya, dll.
“Jadi ya, buat apa kita ikut Syiah?”ujar Gus Nuril, menegaskan persamaan dan titik temu Sunni dan Syiah. “Wong ibadah kita saja sudah sama dengan Syiah, kok.”
Menurut Gus Nuril, upaya-upaya memecah-belah umat seperti ini sudah berlangsung dari dulu sejak zaman Yahudi dan Nasrani. Di kalangan Islam, yang mengadu-domba Sunni-Syiah adalah Wahabi yang jika ditarik asal-usulnya berasal dari kelompok Khawarij.
“Khawarij itu yang mengadu-domba Sunni dan Syiah,”ujar Gus Nuril.
Meski panitia mengaku kelompok takfiri berusaha menggagalkan seminar ukhuwah ini, acara yang tadinya hanya menarget 200-an peserta, dalam waktu dua hari pendaftaran dibuka, ternyata pendaftarnya sudah mencapai 320 orang. Melihat animo yang besar ini, panitia pun menambah kuota hingga 500 peserta, dan saat acara berlangsung diperkirakan justru sekitar 800 peserta yang memadati ruang aula kampus IAIN Purwokerto tersebut. (Muhammad/Yudhi)