Daerah
Peringatan Lailatul Qadar di Husainiyah Al Mahdi Semarang
Tepat pukul 22.00 WIB acara dimulai dengan pembacaan doa Jausyan Kabir yang berisi 1000 nama-nama Allah SWT, dipandu oleh Ustad Lutfi Bin Ja’far Al Idrus.
Sebelum itu, Ustad Lutfi memberikan tausiyah singkat tentang kemuliaan malam Lailatul Qadr serta keutamaan memperingati syahadah Imam Ali, selain menukil lantunan doa pengampunan dari Imam Ali Zaenal Abidin, yang diantara bait-baitnya adalah sebagai berikut;
“Inilah aku, Ya Ilahi, bersimpuh di pintu keagungan-Mu. Bergetar berserah diri pada-Mu.
Kusampaikan pada-Mu, betapapun besar rasa maluku, permohonan hamba yang papa jelata.
Tak pernah kuakui anugerah-Mu kecuali dengan menghindari maksiat pada-Mu. Padahal setiap saat aku dilimpahi karunia-Mu.
Di tempat ini aku bertaubat pada-Mu. Taubat orang yang menyesali kelalaiannya. Yang takut karena tumpukan dosanya. Yang malu karena kelakuannya. Yang tahu bahwa memaafkan dosa besar tidaklah menyulitkan-Mu. Mengampuni kesalahan yang banyak tidak menyusahkan-Mu. Membebaskan kejahatan yang keji tidak memberatkan-Mu. Yang tahu bahwa
Hamba yang paling Engkau cintai adalah hamba yang tidak takabur pada-Mu. Yang tidak mengulangi maksiat pada-Mu. Yang membiasakan dirinya beristighfar pada-Mu..”
Usai pembacaan doa Jausyan Kabir, Sayyid Haidar Bin Ali Assegaf membacakan sekilas riwayat hidup hingga datangnya momen syahadah Imam Ali, diselingi alunan merdu salam dan shalawat yang menyejukkan hati.
Dalam kesempatan itu juga disampaikan beberapa sabda Rasul, di antaranya: “Sesiapa yang aku Maulâ-nya maka Ali adalah Maulâ-nya;” “Kedudukanmu (wahai Ali) di sisiku, seperti kedudukan Harun di sisi Musa. Hanya saja tidak ada nabi sepeninggalku;’’ “Aku akan serahkan bendera kepanglimaan perang ini kepada seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya,” yang kesemuanya disampaikan Rasulullah kepada pribadi mulia, suami puteri tercintanya, Fathimah az Zahra itu.
Mengakhiri tausiyahnya, Sayyid Haidar menyampaikan bahwa tepat di malam ke-19 Ramadhan, sebelum Imam Ali menyelesaikan rakaat kedua shalatnya, Abdurrahman Bin Muljam bangkit dari shaf dan menghunjamkan pedang beracun tepat mengenai kepala ayah Imam Hasan dan Imam Husain itu.
Acara selesai pada pukul 02:10 dini hari diakhiri pembacaan doa Ziarah Imam Husain yang juga dipandu Sayyid Haidar. Setelah itu dilanjutkan dengan acara sahur bersama dan shalat Subuh berjamaah. (Pram/Yudhi)