Daerah
Muslimah ABI Samarinda Kedepankan Dialog Demi Toleransi
Ketua Pimpinan Cabang (Pimcab) Muslimah Ahlulbait Indonesia (ABI) Kota Samarinda, Sitti Latifah mengatakan bahwa Muslimah ABI akan terus berupaya mengedepankan dialog demi tercapainya toleransi.
“Sebagai ormas kewanitaan, kami akan berupaya mengedepankan dialog dan kerjasama dalam berbagai bidang sosial dan kebudayaan. Sehingga toleransi dapat ditumbuhkan secara menyeluruh,” katanya pada acara pelantikan dan rapat kerja Muslimah ABI di Amaris Hotel, Jalan Dr. Sutomo, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur Minggu (3/1), seperti dikutip dari kaltim.prokal.co.
Muslimah ABI merupakan lembaga otonom Ahlulbait Indonesia yang menjalankan program kerja khususnya di bidang perempuan dan anak. Kegiatan lembaga ini ada di berbagai daerah, meliputi bidang Pembinaan dan Pengkaderan, Penelitian dan Pengembangan, Organisasi, Penerangan, Sosial Ekonomi Budaya, Hukum dan Keluarga.
Pada Acara yang bertema “Peran Aktif Wanita dalam Merajut Persatuan dalam Bingkai Kebhinekaan” itu Sitti Latifah juga menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya pengurus Pimcab Muslimah ABI Samarinda.
“Kami mengucapkan selamat atas dilantiknya pengurus Pimcab Muslimah ABI Samarinda. Semoga dapat berkontribusi nyata bagi pembangunan daerah, terutama dalam menumbuhkan semangat berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa di media sosial dan elektronik saat ini kerap memunculkan sikap intoleransi agama yang disertai dengan radikalisme. Bahaya intoleransi katanya, akan mengancam kebhinekaan akibat tindakan diskriminasi, pengabaian, larangan, dan pengutamaan yang didasarkan pada tafsir agama versi intoleran. Akibatnya, dapat mengurangi pengakuan dalam pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan atas dasar kesetaraan.
Alasannya kata Sitti Latifah, agama sering dikaitkan dengan kepentingan politik dan dapat dilihat sebagai gejala dari intoleransi. Hal ini diperparah dengan penggunaan ayat-ayat al-Quran dan hadis Nabi bagi kepentingan dan tujuan politik yang kerap diekspresikan melalui ungkapan-ungkapan kebencian. Baik itu melalui media sosial, spanduk, dan lain-lain di tempat umum maupun rumah ibadah.
Maka bagi Sitti Latifah, perlu adanya komunikasi yang intensif dan kerjasama antar kelompok di masyarakat untuk membangun toleransi dan menghindari kesalahpahaman.
“Kami yakin semakin tinggi intensitas komunikasi dan kerjasama antar kelompok, bisa dihindari kesalahpahaman dan dakwah-dakwah keagamaan yang menyebarkan sikap tidak toleran,” pungkasnya.