Daerah
Lebaran Hampa Kedua Muslim Syiah Sampang di Pengungsian
Begitu pun dengan para Pengungsi Muslim Syiah Sampang yang pada hari ini melaksanakan shalat Iedul Fitri di Masjid Al-Mu’min, dekat Rusunawa.
Ironisnya, pengungsi Muslim Syiah Sampang yang sudah dua tahun ini menempati pengungsian Rusunawa Puspo Agro Jemundo, Sidoarjo, belum dapat merayakan lebaran, dengan berkumpul bersama keluarga mereka yang berada di kampung halaman. Akibatnya terasa ada yang kurang lengkap bagi mereka. Berlebaran tanpa keluarga ibarat makan tanpa garam. Hambar.
“Serasa tidak berlebaran mas, hampa rasanya,” terang salah satu pengungsi, Nurkholis.
Hal senada disampaikan pengungsi Muslim Syiah Sampang lainnya, Mahrus. Dia yang biasanya berlebaran di kampung halaman dan dapat berkunjung ke sanak keluarga, namun sudah dua kali lebaran ini terpaksa harus berlebaran di pengungsian bersama sejumlah Muslim Syiah Sampang lainnya.
“Nggak puas, mas. Di kampung berlebaran bisa seperti orang-orang lain. Berkunjung ke rumah sanak keluarga dan nenek, tapi di sini tidak bisa,” jelas Mahrus.
Meski sudah ada sejumlah sanak saudara dari kampung yang berkunjung ke Rusunawa, namun hal itu belum cukup untuk menghapus dahaga dan keinginan para pengungsi untuk dapat berlebaran di kampung halamannya.
Para pengungsi pun berharap kepada Presiden yang baru terpilih kali ini agar bisa mewujudkan keinginan mereka untuk mendapatkan kembali hak-hak mereka yang telah terampas selama ini. Terutama untuk kembali ke kampung halaman mereka di Sampang, Madura. Sehingga para pengungsi bisa merasakan kembali bagaimana bahagianya berlebaran di kampung halamannya seperti dulu.
“Ya, kami berharap, kepada presiden yang terpilih kali ini dapat mengembalikan hak-hak kami dan memenuhi keinginan terbesar kami untuk pulang ke kampung halaman,” pungkas Nurkholis. (Lutfi/Yudhi)