Daerah
DPW ABI Sulbar Gerak Cepat Bantu Korban Gempa Bumi
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ahlulbait Indonesia (ABI) Sulawesi Barat (Sulbar) sigap merespons bencana gempa bumi yang mengguncang provinsi itu pada 14 dan 15 Januari 2021 dengan mendirikan posko bantuan bagi para korban.
Ketua DPW ABI Sulbar Muh. Qirbal Fachruddin mengatakan, Jumat siang (15/1) itu, mereka segera membentuk tim relawan. Selanjutnya, mereka bergerak cepat dengan mendatangi lokasi gempa dan mendata kebutuhan para korban sekaligus menentukan lokasi posko kemanusiaan DPW ABI.
Tak hanya itu, saat turun ke lapangan, para relawan juga membawa logistik darurat, seperti makanan cepat saji, beras, dan terpal. Tujuannya agar warga yang menjadi korban gempa dapat segera membangun tenda pengungsian darurat sekaligus mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
“Setelah kita wawancara, ternyata mereka butuh sekali makanan cepat saji, beras, air mineral, dan terpal untuk dibuat tempat berlindung atau pengungsian sementara,” kata Qirbal, Senin (18/1).
Pada hari Sabtu keesokkan harinya, posko kemanusiaan akhirnya berdiri di Desa Lombong, Kec. Malunda, Kabupaten Majene. Bantuan juga mulai datang sebanyak tiga mobil yang langsung diturunkan di posko. Selanjutnya, bantuan didistribusikan melalui aparat desa, yang kemudian disalurkan ke para warga yang menjadi korban gempa.
“kita juga bantu ikhwan-ikhwan (pecinta) Ahlulbait di Sulawesi Barat yang terdampak gempa bumi,” kata Qirbal.
Mengingat bantuan itu masih jauh dari mencukupi, Qirbal mengaku terpaksa berusaha memaksimalkan dan mengaturnya dengan baik. “Masih banyak kantong-kantong pengungsian yang belum tersentuh bantuan,” ujarnya.
Ia mengatakan, besok rencananya akan dilakukan penyaluran bantuan tahap ketiga. Ia juga mengaku bahwa kemungkinan besar relawan yang berasal dari DPW ABI Sulawesi Selatan juga akan ikut membantu agar bantuan logistik dapat disalurkan dengan baik ke para korban gempa.
“Jangkauan bantuan ke masyarakat yang menjadi korban gempa bumi jadinya makin luas,” kata Qirbal.
Ia belum bisa memastikan sampai kapan posko itu dibuka. Tapi, ia menegaskan bahwa selama masih ada donasi yang terkumpul, para relawan akan tetap turun ke lapangan.
Terkait protokol kesehatan di masa pandemi ini, ia mengatakan bahwa para relawan yang turun ke lapangan tetap menaati protokol kesehatan. Mereka diwajibkan menggunakan masker, menjaga jarak, dan menyiapkan handsanitizer.
“Kalau untuk korban agak sulit menjaga jarak, karena ada dalam satu tenda di pengungsian,” ucap Qirbal.
Seperti diketahui, Sulbar diguncang gempa bumi sebanyak dua kali. Guncangan pertama terjadi pada Kamis (14/1) dengan kekuatan 5,9, yang diikuti tiga kali gempa susulan berkekuatan magnitudo 4,9. Lalu pada malam dini hari, Jumat (15/1), gempa lebih besar mengguncang Sulbar dengan kekuatan magnitudo 6,2.
Hingga kemarin, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mencatat 81 orang meninggal dunia akibat gempa itu. Rinciannya, sebanyak 70 orang meninggal di Mamuju, sementara 11 sisanya di Majane.