Berita
Cegah Tawuran Pelajar, Sekolah Gelar Studi Islam Sabtu-Ahad
Guna mencegah tawuran pelajar SMA di lingkungan Kabupaten Tolitoli— 450 kilometer dari Palu, ibukota Sulawesi Tengah—Sekolah Teknik Menengah (STM) Swakarya Tolitoli baru-baru ini menggelar Studi Islam Sabtu Ahad (SISA). Kegiatan yang bertempat di lantai dasar Masjid Agung Al Mubarak Kota “Cengkeh” Tolitoli ini diikuti puluhan pelajar dari STM Swakarya Tolitoli dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tolitoli. Kegiatan ini didukung Pelajar Islam Indonesia (PII) Sulawesi Tengah.
Kepala STM Swakarya Tolitoli Dra. Hj. Mas’at M.Pd.I mengatakan kegiatan semacam ini harus tetap dilaksanakan agar siswanya tidak terlibat tawuran dengan pelajar dari sekolah lain. Apalagi materi-materi yang diberikan selama kegiatan dua hari ini berkenaan dengan pembentukan akhlak Islamiyah seperti aqidah akhlak serta bagaimana mengenal kepribadian dan potensi diri.
Salah seorang pemateri Abdul Wahid antara lain menekankan agar para pelajar mengenal lebih dekat dan meniru sosok Rasulullah Saw yang pemaaf, sabar dan jujur selama masa hidupnya.
Para peserta terlihat antusias. Sebab selain memberikan ceramah, pemateri juga memasukkan games atau permainan di sela-sela materi agar para peserta tidak merasa jenuh.
Salah seorang peserta, Iffah Azzahra mengaku senang mengikuti kegiatan ini.
“Saya senang, karena pelajaran yang tidak ada di sekolah, bisa saya dapatkan di sini. Punya banyak teman dan tentunya banyak suka-dukanya selama mengikuti kegiatan ini, sangat berkesan,” katanya.
Kegiatan serupa sudah digelar sebanyak tiga kali di Kabupaten Tolitoli.
Ketua panitia pelaksana Rahman mengagendakan SISA berlangsung setiap akhir pekan dalam rangka pembekalan terhadap para pelajar di Tolitoli. Apalagi ada kegiatan pelajar yang saat ini lagi trend di dalam kota, yakni naik motor berkeliling dengan cara berkelompok lalu berkumpul di Lapangan Haji Hayun atau Bundaran Tugu Cengkeh di depan Masjid Agung Al Mubarak pada malam hari.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tolitoli, Abdul Muluk S.Pd, M.Pd, mengapresiasi kegiatan kreatif ini.
“Kami sangat mendukung kegiatan semacam ini terus dilakukan. Terlebih lagi tawuran yang terjadi pada hari Sabtu mengkhawatirkan kondisi pelajar. Mereka mudah terbawa suasana, terpancing emosi dan pada akhirnya tawuran. Karena itu kegiatan ini sangat diperlukan untuk pembentukan akhlak para pelajar khususnya di Kabupaten Tolitoli,” tukasnya. (Indar/Yudhi)