Berita
Cari Solusi Pemulangan: Menteri Agama Kunjungi Muslim Syiah Sampang
Dua tahun sudah ratusan pengungsi Muslim Syiah Sampang teraniaya. Terlunta-lunta di pengungsian jauh dari kampung halaman. Momen lebaran yang mestinya menjadi momen penuh kehangatan untuk menyambung silaturrahmi dengan sanak keluarga pun menjadi lembaran pahit di asingnya pengungsian. Pemda Sampang dan Pemprov Jatim menghalangi mereka berlebaran di kampung halaman.
Namun harapan para pengungsi Muslim Syiah Sampang tak pernah bergeming. Mereka tetap ingin pulang. Harapan ini kembali tumbuh segar kala Menteri Agama yang baru, Lukman Hakim Saifuddin, yang menggantikan posisi Suryadharma Ali, kemarin datang mengunjungi pengungsi Muslim Syiah di Jemundo Sidoarjo.
Bersama Menteri Agama, hadir juga beberapa pejabat Pemprov Jawa Timur, seperti, Asisten III Gubernur, pejabat di Birokesra, dan Kanwil Kemenag. Pihak Polres juga masuk dalam rombongan yang mendampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin. Ikut juga Dr. Abdul A’la dari IAIN Sunan Ampel bersama rombongan. Rombongan yang terlebih dahulu singgah di Madura ini datang jam 18.30 WIB dan meninggalkan lokasi pengungsian jam 19.45 WIB.
Dari pihak pengungsi, empat wakil pengungsi diberi kesempatan menyampaikan unek-unek dan harapannya selama dua tahun teraniaya dan menjadi pengungsi di hadapan Menteri Agama. Keempatnya adalah Ustad Iklil Al-Milal selaku koordinator pengungsi, dan tiga pengungsi lainnya, Nur Kholis, Muhlisin dan Muhammad Zaini.
Pemda Dan Pemprov Menghalangi Islah
Nur Kholis saat diberi kesempatan berbicara menyampaikan bahwa sebenarnya baik pengungsi dan warga kampung sudah sama-sama ingin islah dan berdamai. Hanya segelintir kiai dan pemerintah daerah baik kabupaten dan propinsi yang entah mengapa menghalangi proses islah. Fakta ini berbeda dengan dalih yang selama ini dikemukakan pihak pemerintah daerah tersebut bahwa mereka bermaksud melindungi pengungsi dari kemungkinan berulangnya tindak kekerasan jika pulang kampung sebab ancaman warga setempat masih kerap terjadi.
“Sebenarnya kami sudah berdamai dengan masyarakat di sana dan menandatangani pakta perdamaian (islah). Kami menjawab perdamaian warga dengan perdamaian juga. Tapi pemerintah tidak memanfaatkan modal itu malah kami yang disalahkan,” keluh Nur Kholis yang mengaku sudah memberikan file perjanjian damai antara pengungsi dan warga kampungnya kepada Menteri Agama ini.
Hal senada diungkapkan oleh Ali Ridha Assegaf, pengurus DPW ABI Jawa Timur yang mendampingi pengungsi bahwa sebenarnya modal perdamaian ini di akar rumput sudah ada. Namun patut disayangkan pemkab dan pemprov serta segelintir kiai malah menghalangi terjadinya proses islah.
Sementara Ustadz Iklil Al-Milal, koordinator pengungsi Syiah Sampang, sekaligus kakak dari Ustadz Tajul Muluk yang hingga saat ini masih dipenjara melalui putusan pengadilan yang sarat kejanggalan itu, berharap masalah pengungsi ini cepat diselesaikan pemerintah.
“Harapan saya ada penyelesaian masalah ini secepatnya. karena dengan berlarutnya masalah ini ada pihak tertentu yang ingin terus memprovokasi dan mengadu-domba kami sesama warga negara,” terang Ustad Iklil.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai mendengarkan keluhan dan aspirasi para pengungsi Muslim Syiah Sampang optimis bisa menyelesaikan masalah ini karena pengungsi memiliki keinginan kuat kembali ke kampung halaman. “Yang paling penting adalah toleransi kedua belah pihak,” ujar Lukman Hakim.
Usai bertatap muka dengan Menteri Agama yang baru Nur Kholis berharap, Lukman Hakim tidak bersikap seperti Menteri Agama yang lalu, Suryadharma Ali, yang menurutnya hanya memberi harapan palsu. (Muhammad/Hammada)
Foto pertemuan Menteri Agama Lukman Hakim dengan pengungsi Muslim Syiah Sampang di Jemundo Sidoarjo: