Opini
SYAHID ISTIMEWA
SYAHID ISTIMEWA
Oleh: Dr. Muhsin Labib
Aaron Bushnell mempersembahkan nyawanya yang tak tergantikan demi membela rakyat Palestina. Seluruh umat Muslim (yang waras, tentunya) menganggapnya sebagai pahlawan kemanusiaan. Sebagian dari mereka menobatkan pilot tentara AS tersebut sebagai syahid.
Pemberian gelar syahid ini mungkin ditentang oleh sebagian agamawan, terutama yang hanya menerima interpretasi literal dengan klaim bahwa penyandang syahid mesti beragama Islam dengan alasan bahwa kitab suci Al-Quran menetapkan gugur di jalan Allah sebagai syarat mutlak bagi penyandagnya.
Terlepas dari polemik di atas, secara etimologis, syahid adalah kata tunggal Bahasa Arab: شَهيد, (syuhada, : شُهَداء bentuk plural) yang berarti”(seseorang) yang menyaksikan”.
Baca juga : Menjawab Opini ‘Tendensius’ Isu Palestina-Israel
Gelar syahid bisa dipandang dari dua perspektif khusus dan perspektif umum. Dalam perspektif khusus, syahadah (kesyahidan, martirdom) adalah terminologi Islam sebagai predikat bagi setiap Muslim yang terbunuh demi Allah.
Dalam Islam syahid tebagi dalam terminologi primer dan terminologi sekunder. Sebagai terminologi primer, syahid adalah predikat bagi seorang Muslim yang gugur di arena tempur melawan musuh Islam. Predikat ini diberikan bila memenuhi kondisi dan ketentuan khusus terkait pemandian, pengkafanan dan pemakaman, termasuk dikebumikan dengan busananya saat gugur sebagai kafannya. Dengan kata lain, tak semua Muslim yang gugur saat berjuang dan melawan musuh ditetapkan secara legal yurisprudensial Islam sebagai syahid.
Disebutkan dalam beberapa referensi Islam, seseorang disebut syahid karena beberapa alasan, antra lain :1) dipastikan masuk surga; 2) menjadi saksi bagi umat-umat; 3) Allah dan Malaikat adalah saksi baginya di surga; 4) termasuk orang-orang yang syahid pada hari Kiamat dan beberapa alasan lainnya.
Dalam sejarah Islam, ada dua figur sentral yang menyandang gelar berdasarkan SK Nabi SAW, yaitu Hamzah paman beliau yang gugur pada Perang Uhud dan Al-Husain cucu beliau yang gugur di Karbala. Kedua pahlawan agung ini karena peran besarnya dianugerahi gelar pemimipin para syahid dalam dua kategori khusus.
Baca juga : APA KATA MASTER NASAB KELAS DUNIA TENTANG NASAB BANI ALAWI? Bagian II
Sebagai terminologi sekunder, syahid dalam khazanah dan tradisi Islam bisa disematkan atas setiap Muslim yang gugur sebagai pejuang atau petempur melawan musuh dan korban sebuah aksi kejahatan, termasuk ibu yang gugur saat persalinan dan pelajar agama yang gugur saat merantau. Teks-teks suci hadis tentang cukup banyak.
Selain merupakan terminologi khusus Islam, syahid merupakan terminologi kemanusiaan yang cakupannya melampaui identitas agama, karena kemanusiaan pada dasarnya adalah inti dari semua ajaran Tuhan, apapapun namanya. Banyak figur non Muslim yang secara nyata mempersembahkan nyawanya demi membela sesama manusia bahkan yang tak seagama, tak seetnis dan tak senegara. Rachel Corrie dan Aaron Bushnell adalah contoh martir yang jauh lebih mulia dari banyak Muslim yang abai, apalagi bersekutu dengan pembantai rakyat Palestina.
Bila akrab dengan pidato-pidato SHN, kita mudah kata “syahid” juga “syuhada” (modus pluralnya) yang disembatkan beliau pada setiap pejuang keadilan yang gugur dan korban kezaliman tanpa tebang pilih berdasarkan agama, apalagi mazhab.
Kalangan Muslim yang mengafirmasi kompetensi keilmuan dan otoritas keagamaan serta integritas moral SHN, menerima dengan mudah penyebutan syahid bagi individu non Muslim yang gugur sebagai pejuang demi kemanusiaan dan kedaulatan negeri atau yang gugur sebagai korban kezaliman. Itulah “jalan Allah” dalam cakrawala episteme yang kosmopolit dan diskursus yang tak pelit. Seiman tak mesti seagama, dan seagama tak selalu seiman.
Bila ada gelar doktor versi kehormatan dan ada pangkat jenderal edisi istimewa, maka gelar “syahid” juga bisa disematkan sebagai predikat istimewa. Aaron adalah syahid par excellence, meski dia tak memikirkan itu.
Baca juga : APA KATA MASTER NASAB KELAS DUNIA TENTANG NASAB BANI ALAWI?