Opini
Mengapa Golongan Syi’ah Membela Palestina?
Mengapa Golongan Syi’ah Membela Palestina?
Oleh: Ust. Husein Alkaff
Beberapa hari yang lalu viral sebuah podcast milik seorang artis cukup terkenal yang konon sudah melakukan “hijrah”.
Dalam sebuah kontennya dibahas tentang masalah Palestina dengan mengundang dua narasumber, yang nampaknya wartawan dan aktivis yang berafiliasi ke kelompok Islam politik tertentu.
Dalam diskusi itu dijelaskan oleh dua nara sumber dan disimak secara seksama oleh hostnya sembari membenarkan penjelasan dua nara sumber itu bahwa kelompok-kelompok Syiah seperti Iran, Hasyd Sya’bi Irak, Hizbullah Lebanon dan Hautsi Yaman, dalam melakukan pembelaan terhadap Palestina hanya ber-acting, bersandiwara dan berpura-pura saja. Mereka tidak sungguh-sungguh dalam membela Palestina.
Sebenarnya pernyataan di atas bukan hal baru, dan pernyataan ini juga disampaikan oleh para pengamat politik di Timur Tengah yang anti Basyar Asad, Iran dan Hizbullah, atau sebagai bagian dari kalangan yang dulu memerangi Basyar Asad.
Yang aneh, sejauh pengamatan saya, para pendukung kelompok jihadis di Suriah seperti ISIS, Front Nushra, Jundu Syam dan lainnya, tidak berkemontar sedikitpun tentang ketidak-terlibatan kelompok-kelompok itu dalam perang di Gaza. Tapi justru berkomentar buruk tentang kelompok-kelompok Syiah yang terang-terangan berjuang dengan senjata dan nyawa untuk membantu Palestina. Ada apa dengan mereka itu?
Baca juga : SEGITIGA RAMADHAN
Saya tidak ingin menganalisa atau berasumsi terlalu jauh tentang pernyataan dua narasumber podcast itu maupun pernyataan para pengamat Timur Tengah tersebut, yang sebagian dari mereka adalah ulama, kecuali ingin saya katakan bahwa mereka adalah orang-orang yang mana “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup” (al Baqarah 7) dan “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu“.(al Baqarah 10). Mereka terjangkit kebodohan Kompleks (jahl murakkab) dan kedengkian akut yang sulit disembuhkan.
Yang menarik untuk dibicarakan walau sederhana adalah apa yang melatar belakangi kelompok-kelompok Syiah membela Palestina meskipun mereka sekaitan dengan masalah ini dicurigai dan dituduh dengan berbagai macam tuduhan yang sesungguhnya bertentangan dengan fakta dan kenyataan?
Hemat saya, yang menjadi motivasi mereka dalam membela Palestina sedemikian rupa hingga mengorbankan kepentingan negara dan institusi mereka sendiri bahkan sebagian mereka mengorbankan nyawa bukanlah motivasi yang bersifat pragmatis, jangka pendek dan sementara. Ada sebuah kekuatan besar yang mendorong mereka melakukan hal itu.
Saya kira tidak ada kekuatan besar yang dapat mendorong seseorang atau satu kelompok untuk melakukan sesuatu secara all out lebih dari ideologi. Ideologi juga sering disamakan dengan aqidah. Ada sebuah adigum berbahasa Arab yang berbunyi, “Qif duuna ro’yika mujahidin. Innal hayaata aqidatun wa jihaadun” (Berjuanglah dalam membela pendapatmu. Sesungguhnya kehidupan adalah sebuah ideologi dan perjuangan).
Menurut Soerjanto Poespowardojo, seorang pakar psikologi, bahwa salah satu fungsi ideologi adalah menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang dalam bertindak, dan untuk menyemangati serta mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuannya.
Kemudian apa ideologi kelompok Syiah dalam kaitannya dengan membela Palestina? Dalam ajaran Syiah ada dua prinsip yang penting; keadilan dan kepemimpinan. Dua prinisip ini menjadi jati diri mereka, dan sekaligus sebagai pembeda mereka dengan kelompok-kelompok Islam lainnya.
Pertama, prinsip keadilan. Mereka meyakini bahwa alam semesta dan ciptaan Allah swt. diciptakan dengan keadilanNya. Keyakinan ini tidak terbatas pada masalah teologis semata tapi harus diejawantahkan dalam urusan pribadi (akhlak) dan urusan sosial, karena untuk menjadi insan sempurna dan masyarakat yang ideal haruslah menyerap sifat adil Allah swt.
Baca juga : SYAHID ISTIMEWA
Sejarah mencatat bagaimana kelompok Syiah selalu melawan kezaliman, kerusakan dan keburukan, karena hal itu bertentangan dengan keadilan; dimulai dari Imam Husain as. di Karbala lalu dilanjutkan dengan gerakan-gerakan lainnya yang melawan kezaliman dan kejahatan.
Kedua, prinsip kepemimpinan. Mereka meyakini bahwa kehidupan personal (privat) maupun komunal tidak akan berjalan dengan baik tanpa sebuah arahan dari pemimpin; Nabi atau Imam Ahlul bait atau ulama yang memenuhi syarat.
Karena itu, gerakan perlawanan mereka terhadap kezaliman tidak dilakukan secara sporadis dan acak-acakan apalagi anarkis. Semua tingkah laku mereka harus terpimpin dan terkomandoi.
Sudah barang tentu seorang yang diyakini sebagai pemimpin oleh mereka adalah seorang yang arif dan paham dengan baik situasi dan kondisi mereka yang berbeda-beda sehingga kebijakannya terhadap mereka tidak harus sama dan dengan pertimbangan yang matang.
Berdasarkan dua prinsip ini; keadilan dan kepemimpinan, mereka menjadi kelompok yang terdepan dan cukup terorganisir dalam melawan Israel dan Amerika demi membela Palestina; mulai dari Iran, Irak, Lebanon hingga Yaman. Perlawanan terhadap Israel dan Amerika tidak dimulai sejak bulan Oktober lalu tetapi sejak sebelum berdirinya Republik Islam Iran dengan bentuk dan cara yang berbeda-beda.
Jadi pembelaan mereka terhadap Palestina bukan sebuah sandiwara, acting dan pura-pura, bro. Anda pasti kurang piknik. Anda hanya hidup dalam kubangan sendiri yang kotor dan bau.
Baca juga : Menjawab Opini ‘Tendensius’ Isu Palestina-Israel