Berita
Buka Rakerda Kanwil Depag Kalbar, Menag Tekankan Jajarannya Update Isu-Isu Aktual Keagamaan
Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, berkesempatan menghadiri pembukaan Rapat Kerja Daerah Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Kalimantan Barat yang diselenggarakan pada Rabu (2/3).
Kegiatan yang dibarengi pembinaan aparatur Kementerian Agama Provinsi Kalbar dan silaturahmi tokoh lintas agama ini mengambil tempat di Hotel Aston Pontianak.
Hadir di antara para undangan adalah Bupati Sambas, Kepala Bidang Kesra Pemprov, Kepala Kantor Departemen Agama Se-Kalimantan Barat, Kepala Madrasah, keluarga besar Departemen Agama, para Tokoh Agama dan FKUB.
Indonesia, dalam pandangan Menag, adalah negara-bangsa yang memiliki kekhasan tersendiri. Indonesia bukanlah negara-agama secara formal, seperti negara Islam di Saudi Arabia, Pakistan atau Iran. Di sisi lain, Indonesia bukan pula negara sekuler, yang memisahkan secara tegas relasi antara agama dan negara.
“Kita adalah negara-bangsa yang sejak lama, bahkan jauh sebelum negara-bangsa ini terbentuk, masyarakat kita, apapun etnisnya, suku bangsanya, di manapun mereka berada, telah dikenal sebagai masyarakat yang religius, masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari hal-ihwal keagamaan,” tambah putra Menag era Bung Karno, Saifuddin Zuhri itu.
“Nilai-nilai agama menyatu pada diri masyarakat kita, apapun agama, etnis dan di manapun mereka berada. Dan itu terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Sehingga Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sangat religius, sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama,” tambahnya.
Ini merupakan alasan hadirnya Kementerian Agama di Indonesia, untuk meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan di Indonesia.
Berbeda dengan negara sekuler, yang menyerahkan urusan agama pada priadi-pribadi, dalam bingkai Indonesia menurut Menag, negara harus senantiasa hadir dan tidak bisa lepas tangan.
“Kita adalah negara yang tidak bisa lepas tangan dari urusan agama, karena agama menduduki posisi yang sangat vital dalam konteks kehidupan kita bernegara,” imbuhnya lagi.
Penyelenggara negara bertugas untuk melayani masyarakat. Ada harapan yang luar biasa besar dari masyarakat terhadap aparat, sehingga ketika tuntutan yang besar dan dinamika yang tinggi itu tidak diimbangi, tentunya sulit memenuhi ekspektasi masyarakat. Karena itu, Menag berpesan agar seluruh keluarga besar Kementerian Agama melakukan refleksi dan inovasi progam-program.
Terkait dengan pelaksanaan Rakerda Kanwil Depag Kalbar, beberapa pesan disampaikan Menag. Pertama, melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program-program tahun lalu, agar program tahun ini memiliki relevansi, signifikansi dan urgensi dalam menjawab dan melayani kebutuhan masyarakat. Kedua, perlu adanya program-program unggulan. Ketiga, merespon isu-isu aktual di bidang keagamaan.
Menurutnya, ada dua hal penting yang juga harus dimiliki keluarga besar Kementerian Agama, yakni sensitifitas dan kemampuan merespon isu-isu agama. Sehingga mutlak bagi segenap aparat Kementerian Agama untuk selalu aktual dan akurat dalam memperoleh informasi serta akrab dengan media.
“Kita harus baca koran, media online dan lainnya, karena itu adalah mata dan telinga kita,” pesannya.
Menag melihat semua itu bisa membantu keterbatasan dalam pengetahuan, dengan memanfaatkan media yang ada.
Menutup sambutannya, Menag berpesan kepada seluruh jajarannya agar menyadari bahwa bertugas di Departemen Agama merupakan amanat yang sangat mulia.
“Pesan saya, pertama, jangan ingkari, jangan khianati amanat ini. Kedua, mari bekerja semaksimal mungkin, sehingga ketika tiba waktunya kita tinggalkan posisi tertentu, kita tinggalkan itu dalam kondisi yang lebih baik,” pesannya.
Selain menghadiri pembukaan Rakerda Kanwil Depag Provinsi Kalbar, Menag juga mengunjungi stand pameran Ajang Kreasi Madrasah yang dikelola Pusat Pengembangan Madrasah Kalbar, yang merupakan program kerjasama Kementerian Agama dengan AUSAID. (Ridho/Yudhi)