Berita
BNPT: Islam Bersatu Bisa Cegah ISIS
“Ya, tentu saja. Kalau kita bersatu, kita kuat. Kalau kita pecah ya hancur. Persatuan itulah yang bisa mencegah gerakan ISIS.”
Itulah jawaban juru bicara Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT), Prof. Irfan Idris, saat ABI Press menanyakan apakah Sunni-Syiah di Indonesia bisa mencontoh bagaimana persatuan warga Sunni dan Syiah di Irak yang bersatu berhasil memukul mundur teroris ISIS dari Tikrit, Irak beberapa waktu lalu.
“Perbesar persamaan bukan perbedaan. Lagipula kita sebenarnya lebih banyak persamaannya ketimbang perbedaannya. Jangan lihat label, baju, organisasi. Kita harus bersatu,”tambah Irfan.
Dalam konferensi pers BNPT“ISIS di Indonesia dan Upaya Pencegahan”Kamis (19/3), Irfan menegaskan pentingnya semua elemen masyarakat Indonesia bersatu-padu melawan gerakan radikalisme agama ala ISIS yang berbahaya ini.
“Teroris seperti ISIS itu kejahatan luarbiasa. Ia ibarat kanker ganas bagi keutuhan NKRI dan kebhinekaan bangsa kita yang harus kita jaga. Teroris itu musuh bersama. Musuh kemanusiaan. Jadi kalau ada teroris, itu bukan manusia,”ujar Irfan.
ISIS Sudah Ada di Indonesia
Ifran menyebutkan bahwa paham radikal ISIS sudah ada di Indonesia. Anggota-anggotanya juga sudah ada di negeri kita. Dikabarkan ada sekitar 500-an WNI yang sudah berangkat ke Suriah karena tergiur ikut ISIS.
Menurut juru bicara BNPT ini, rekrutmen anggota ISIS biasanya menggunakan jaringan pertemanan dan kekeluargaan. Ia mencontohkan saat mencari jejak 16 WNI yang ke Suriah, BNPT menemukan 16 orang lainnya.
“Rekrutmen mereka menggunakan pertemanan dan kekeluargaan. Saat 16 dicari, ditemukan 16 yang lain. Tak menutup kemungkinan 16 ketiga, keempat, dan seterusnya,” ujar Irfan.
Ideologi Kebencian, Rekrutmen Kebencian
Sementara peneliti terorisme Nasir Abbas yang juga hadir di konferensi pers itu menyebutkan bahwa yang harus diwaspadai dari gerakan teroris transnasional ISIS ini adalah ideologi kebencian yang mereka tanamkan.
“Model rekrutmen mereka salah satunya adalah menumbuhkan rasa benci. Rekaman-rekaman video kekerasan yang terjadi di Palestina, Filipina, Ambon, Poso, penindasan-penindasan kepada umat Islam itu adalah bagian dari cara merekrut anggota dengan menumbuhkan kebencian,” ujar Nasir.
“Nah atas dasar kebencian itulah, mereka berpikir bagaimana caranya menghentikan semua yang dianggap kezaliman itu. Membuat mereka jihad,”lanjut Nasir.
Irfan membenarkan perkataan Nasir ini. Kelompok-kelompok teroris ISIS memang selalu muncul di negara-negara yang chaos. Bukan di negara yang damai. Karena itulah Irfan mengajak agar seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah menjaga keharmonisan dan kebhinekaan bangsa ini, agar tidak gampang disusupi oleh ISIS. (Muhammad/Yudhi)