Berita
BMKG: Jaga Ekosistem Demi Masa Depan
Manusia dan alam adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Salah bersikap terhadap alam, akan besar juga konsekuensi yang ditanggung manusia. Tugas manusialah untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam ini.
Achmad Zakir, Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta, menekankan pentingnya kesadaran ini. Menurutnya sebagian bencana alam, seperti bencana banjir dan longsor yang menimpa banyak kota di Indonesia adalah karena ulah dan keserakahan manusia yang tak memperhatikan keseimbangan ekosistem alam.
“Definisi curah hujan yang terukur (ideal) adalah curah hujan yang tidak mengalir dan menguap. Tapi sekarang, karena jumlah pepohonan berkurang, lahan resapan menjadi aspal dan gedung, air yang mengalir lebih banyak dibandingkan yang meresap,” terang Achmad Zakir. “Ini yang mengakibatkan banjir.”
Dia juga mengingatkan agar masyarakat tak hanya bersikap reaktif saat terjadi bencana saja. Masyarakat harus aktif menjaga ekosistem alam demi masa depan. “Tingkatkan vegetasi, reboisasi, kurangi gas-gas yang menimbulkan efek rumah kaca. Ingat, jangka panjang harus dipikirkan, jangan cuma penanganan jangka pendek saja. Kasihan anak-cucu kita nanti.”
Dalam memeriksa perubahan cuaca dan iklim, BMKG tidak sendirian. BMKG bekerjasama dengan semua sektor, karena pengguna informasi cuaca memang lintas sektoral; pariwisata, pertanian, perhubungan, kesehatan, dst. Karena itu BMKG meneken MoU dengan mereka untuk berbagi data, agar diperoleh hasil prediksi cuaca lebih akurat dan pada gilirannya bisa dimanfaatkan bersama.
Tentang isu pemanasan global, Achmad Zakir membenarkannya. Meski terjadinya perubahan iklim global tidak instan tapi dalam kurun waktu yang lama, dia mengingatkan masyarakat agar tidak lalai dan tetap menjaga keseimbangan ekosistem alam demi masa depan generasi mendatang. (Muhammad/Yudhi)