Berita
Bina Generasi Muda Religius Lewat Tradisi Baca Quran dan Kitab Klasik
Bersamaan dengan peringatan 1000 hari wafat almaghfurlah Kyai A. Rofi’udin, pondok pesantren Darul Falach, Maron, Garung Wonosobo menyelenggarakan Haflah Likhotmil Qur’an Wal Kutub yang ke-51, Sabtu (26/3) lalu.
Acara yang berlangsung di masjid desa sekaligus area pondok pesantren Darul Falach ini menampilkan kebolehan anak-anak usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang telah mengkhatamkan Alquran dan kitab klasik sesuai dengan tingkatan usia anak-anak tersebut.
“Di antara kitab untuk anak-anak usia SD adalah kitab tentang fikih dasar, dan salah satu kitab untuk anak-anak usia SMP adalah kitab Ta’limu Ta’lim. Ada juga kitab yang lainnya,” ujar Jumini Al Hafidzhah, salah seorang sosok penting yang merumuskan sistem pendidikan di Pondok Pesantren Darul Falach. Istri dari pengampu Darul Falach, Kyai Fauzi inipun menegaskan bahwa kegiatan Khotmil Qur’an Wal Kutub yang diadakan setiap tahun ini adalah wujud dari kepedulian para ulama setempat terhadap pendidikan agama generasi penerus bangsa.
“Insya Allah kami tidak akan meninggalkan budaya yang baik ini, karena hal ini juga merupakan cara yang diajarkan almarhum Mbah Kyai Kastolani sebagai pendiri pondok pesantren dalam merangkul masyarakat setempat agar tidak meninggalkan pendidikan agamanya,” lanjutnya.
“Apalagi telah terbukti jika anak-anak dari desa kami lebih baik dalam penguasaan Alquran dan kitab terutama dari sisi bacaannya dibanding dengan anak-anak dari desa lain.”
Hal ini sebagaimana telah ditegaskan pula oleh pihak penyuluh agama Kecamatan Garung, Irna Fitroyah, S.Ag, bahwa anak-anak dari beberapa daerah tertentu di Kecamatan Garung masih cukup memprihatinkan dalam penguasaan Alquran dan kitab. Sedangkan anak-anak dari desa Maron, tempat Pondok Pesantren Darul Falach berada, termasuk anak-anak yang memiliki nilai lebih dalam penguasaan Alquran dan kitab-kitab keagamaan klasik.
“Jadi harus diakui, kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren Darul Falach adalah cara yang bagus dan patut dipertahankan demi membangun generasi penerus yang religius. Bahkan sudah sepantasnya pula jika hal ini kita jadikan teladan,” tegas Irna. (Malik AZ/Yudhi)