Berita
BHACA Gelar Diskusi Musikal Anti Korupsi
Dalam upayanya menggalakkan semangat anti korupsi, Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) menggelar Diskusi Musikal Anti Korupsi di kampus Universitas Indonesia, Kamis (5/12). Diskusi musikal ini menampilkan grup band Simponi yang (12/10) kemarin memenangkan Kompetisi Internasional “Sounds of Freedom” di London.
Dalam diskusi musikal yang diselingi lagu-lagu anti korupsi gubahan Simponi ini, M. Berkah Gamulya, Direktur Eksekutif BHACA mempresentasikan sosok Bung Hatta, yang dengan posisinya sebagai wakil presiden tetap hidup sederhana dan jauh dari sikap korup.
“Begitu sederhana dan penuh integritasnya Bung Hatta, bahkan beliau sampai meninggal tak mampu membeli sepatu impiannya, padahal sebagai wakil presiden tentu mudah baginya untuk mendapatkannya,” papar Gamulya.
Natalia Soebagjo, Ketua Harian BHACA saat ABI Press wawancarai menyebutkan bahwa acara ini merupakan bagian dari visi BHACA mencari role model serta untuk mengingatkan bahwa masih banyak putra bangsa yang anti korupsi.
“Kami ingin memberi semangat dan harapan. Mengingatkan kembali bahwa kita bukan bangsa korup,” tutur Natalia. “Banyak kok orang yang bagus, yang punya intergritas, yang bisa jadi teladan. Kita harus tunjukkan bahwa Indonesia isinya bukan orang-orang korup saja.”
Pemuda Mesti Di Depan Melawan Korupsi
Rendy Ahmad, vokalis band Simponi yang dalam tour anti korupsi di 11 kota itu terus melantunkan lagu-lagu anti korupsinya menyebutkan bahwa pemuda harus bergerak di depan melawan korupsi ini dengan caranya masing-masing.
“Indonesia kan sebenarnya kaya. Lautnya, hutannya, tambangya, banyak sekali. Tapi karena korupsi, anak-anaknya sendiri malah tak bisa sekolah,” keluh Rendy. “Kita sebagai pemuda harus berani bersuara. Berani menyampaikan. Kami bisanya dengan musik, kami harap teman-teman lain pun bisa di bidangnya masing-masing melawan korupsi ini.”
Wulandari, mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta yang ikut dalam diskusi ini mengaku sangat terkesan dengan diskusi yang diwarnai dengan musik ini. “Seru sih! Ada yang beda gitu. Kadang kalau seminar sampai ngantuk. Kalau ini seru. Semangat. Apalagi membawa pesan kepahlawanan dan anti korupsi.”
Saat ditanya apakah siap ikut melawan korupsi, Wulandari mengaku sangat terinspirasi dan siap ikut bergerak melawan korupsi. “O, siap dong!” jawab Wulandari.
Direktur Gratifikasi KPK, Giri Suprapdiono yang juga hadir dalam acara ini menyebutkan bahwa pemuda memang mesti berada di depan melawan korupsi. Bahkan ia secara khusus mengundang pemuda-pemuda terbaik Jakarta untuk bergabung dengan KPK, bersama memberantas korupsi.
“Anda generasi terbaik dari negeri ini. KPK dan negeri ini membutuhkan anda untuk memberantas korupsi,” undang Giri. (Muhammad/Yudhi)