Ikuti Kami Di Medsos

Artikel

Bershalawat: Ciri Mukmin Sejati

إِنَّ اللَّهَ وَ مَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوا تَسْليماً

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Surah Al-Ahzab, ayat 56)

Hal pertama yang harus kita ketahui dari ayat di atas adalah kedudukan tinggi Nabi Muhammad saw di sisi Allah swt. Begitu tingginya kedudukan Nabi saw, Allah swt yang menciptakan seluruh penghuni alam semesta dan isinya pun bershalawat pada beliau, begitupun para malaikat-Nya juga bershalawat pada beliau. (Tafsir Nemuneh, jild 17, hal 416)

Selain itu, mereka yang bershalawat pada Nabi adalah termasuk golongan orang-orang Mukmin. Itu semua karena perintah ini merupakan perintah Allah untuk orang-orang beriman.

Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Surah Al-Ahzab, ayat 56)

Tentang makna “taslima” di atas ada sebuah hadis dari Imam Jafar as-Shadiq, bahwasanya Abi Bashir berkata pada Imam, “Aku mengetahui makna dari “shalluu” akan tetapi aku tidak mengetahui makna “taslimaa”.

“(Maknanya adalah) Tunduk akan segala perintah Nabi dalam setiap urusan,” jawab Imam as. (Tafsir Nemuneh, jilid 17, hal 417).

Keutamaan membaca shalawat

Rasulullah saw bersabda: “Pada suatu malam aku diperjalankan untuk mi’raj ke langit, lalu aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan setiap tangan mempunyai seribu jari-jemari. Malaikat itu menghitung dengan jari-jemarinya, lalu aku bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang dihitungnya? Jibril menjawab: Dia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi.

Kemudian aku bertanya kepada malaikat itu: Apakah kamu mengetahui berapa tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia?

Ia menjawab: Ya Rasulullah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di kebun, di tanah yang bergaram, dan yang jatuh di kuburan. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Aku kagum terhadap kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan itu.

Kemudian malaikat itu berkata: Ya Rasulullah, ada yang tak sanggup aku menghafal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan dan jari-jemariku ini.

Rasulullah saw bertanya: Perhitungan apakah itu? Ia menjawab: ketika suatu kaum dari ummatmu menghadiri suatu majlis, lalu namamu disebutkan di majlis itu, kemudian mereka bershalawat kepadamu. Pahala shalawat mereka itulah yang tak sanggup aku menghitungnya.” (Al-Mustadrak Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis ke 72)

Cara bershalawat yang benar

Imam Baqir as ketika berada di dekat Kabah, beliau melihat seorang laki-laki sedang memegang erat kain Kabah sembari bershalawat. Laki-laki tersebut berucap:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد

Lalu Imam berkata kepadanya:

يَا عَبْدَ اللَّهِ لَا تَبْتُرْهَا لَا تَظْلِمْنَا حَقَّنَا قُلِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ

“Wahai hamba Allah! Janganlah engkau memotongnya (shalawat) dan janganlah mendzalimi hak kami. Bershalawatlah dengan, Allahumma shali ‘ala Muhammad wa Ali Muhammad.” (Al-Kafi, jilid 2, hal 495, hadis No.21)

(Sutia/MZ)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *