Berita
Belanda Peringati Orang Indonesia yang Melawan Nazi Jerman
AMSTERDAM–Rabu malam (04/05), Belanda memperingati semua warga dan militer yang sejak pecahnya Perang Dunia II meninggal akibat perang. Tepat pukul 20.00 waktu setempat rakyat Belanda mengheningkan cipta selama dua menit, mengenang para korban. Ternyata juga ada orang Indonesia ikut aktif melawan Nazi Jerman.
Di zaman itu kira-kira ratusan orang Indonesia berada di Belanda. Mereka adalah mahasiswa, pembantu, jongos, dan pelaut. Demikian Harry Poeze, sejarawan Belanda yang bekerja pada KITLV, Lembaga Bahasa, Sejarah dan Antropologi di Leiden.
Akibat pecahnya Perang Dunia II dan Belanda diduduki Jerman, semua hubungan dengan Indonesia putus. Ketika itu situasi sangat buruk bagi orang Indonesia di Belanda. Tidak ada dana atau sumbangan dari Indonesia. Didirikanlah program-program khusus untuk membantu warga Indonesia di Belanda. Organisasi mahasiswa Rukun Pelajar Indonesia mengkoordinasi upaya-upaya itu.
Selain Rukun Pelajar Indonesia, juga ada organisasi lain, namanya Perhimpunan Indonesia, yang bercorak politik kiri. Mereka ingin melawan Jerman. Itu dilakukan dengan bantuan dan dalam koordinasi dengan kelompok-kelompok perlawanan Belanda.
Perlawanan terhadap Nazi Jerman juga menelan korban jiwa. Menurut sejarawan Harry Poeze, ada kira-kira sepuluh orang Indonesia, khususnya mahasiswa, yang ditahan Jerman. Mereka dikirim ke penjara atau kamp konsentrasi Jerman. Situasi di sana sangat buruk.
Sekitar 50-60 orang Indonesia ikut perlawanan, demikian Poeze. “Ada sekitar sepuluh yang ditahan. Dari sepuluh itu, ada lima yang meninggal.” Ada yang ditembak mati atau meninggal karena sakit akibat kondisi buruk kamp konsentrasi Jerman.
Dalam upacara peringatan pahlawan 4 Mei, lima korban selamat Indonesia diperingati juga. Salah satu di antaranya Irawan Soejono. Ia ditembak mati Jerman di Leiden. Salah satu jalan di Amsterdam dinamakan Irawan Soejonostraat.
Sementara mendiang dan mantan Ketua Perhimpunan Indonesia, Parlindungan Loebis pernah menulis autobiografi tentang pengalaman dia di kamp konsentrasi Nazi Jerman. Ia ditahan di kamp Sachsenhausen, karena dianggap melawan Jerman.
Karena Loebis seorang dokter, ia disuruh merawat para tahanan. Pengalamannya ditulis dalam buku autobiografi berjudul Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi Nazi. “Saya sangat terkesan dengan buku ini. Ini satu-satunya buku yang memberi kesan dari orang Indonesia dalam kamp konsentrasi. Buku ini sangat unik”, kata Harry Poeze.
Parlindungan Loebis meninggal dunia tahun 1994 dalam usia 84 tahun. REPUBLIKA.CO.ID