Berita
Bela Negara dengan Jihad bi Nafs
Sebanyak 69 ulama Thariqah dari 40 negara berpartisipasi dalam Konferensi Ulama Internasional Bela Negara, Rabu (27/7) bertempat di Hotel Santika, Jl. Gajah Mada No.7A Pekalongan.
Acara yang digagas Jam’iyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) ini resmi dibuka bersama-sama oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI dan Habib Luthfi bin Yahya selaku Rais Aam.
Berbarengan dengan itu diadakan pula seminar-seminar dengan tema umum “Bela Negara” untuk para ulama nasional. Salah satu di antaranya adalah seminar dengan tema Mewaspadai Gerakan Anti NKRI (Neo-Komunisme, Neo-Fundamentalisme, Neo-Liberalisme) dengan pembicara Dr. KH. As’ad Said Ali dan moderator Dr. Ali M. Abdillah. Forum yang terbuka untuk umum ini digelar di Gedung Junaid, Jl. Pelita 2, Buaran, Pekalongan Barat.
Forum ini diharapkan dapat menjadi forum pencerahan bagi umat Islam dalam mempersepsikan makna jihad yang sesungguhnya, khususnya terkait upaya Bela Negara demi menjaga keutuhan NKRI.
Menurut KH. As’ad Said Ali, sudah seharusnya kita lebih fokus pada perbaikan diri, sehingga jihad yang kita lakukan pun bukanlah dalam makna lain kecuali dalam makna jihad bi nafs.
“Salah satu jihad bi nafs ini adalah melalui thariqah-thariqah, yang ke depannya sangat memungkinkan melalui thariqah ini akan muncul sebuah kekuatan spiritual tersendiri,” terangnya.
Di akhir acara, Ali M. Abdillah selaku moderator pun menyimpulkan hasil seminar.
“Sebagaimana kelompok-kelompok Thariqah di Turki yang berkembang dan mampu menjadi penyeimbang kelompok radikalis, maka demikian juga insya Allah yang terjadi di Indonesia.” (Malik AZ/Yudhi)