Berita
Beginilah Cara Teroris Rekrut Anggotanya di Internet
Kemajuan teknologi komunikasi internet yang dengan leluasa menjangkau berbagai kalangan masyarakat di seluruh dunia tanpa sekat dan batasan wilayah negara bukan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan atau bisnis tapi juga untuk kejahatan terorisme.
Lalu bagaimana tahapan kerja teroris di internet atau dunia maya?
AKBP Didik Novi Rahmanto dari Satgas Anti Teror Densus 88 yang menjadi pembicara dalam diskusi Publik Cyber Terrorism bertema “Let’s Save Our Indonesia From Cyber Terrorism” di Gedung Olahraga Remaja, Jakarta Timur (2/2) menunjukkan sebuah cuplikan film tentang hacker yang mengacaukan sebuah negara untuk menggambarkan betapa bahayanya jika teroris melakukan itu.
Didik kemudian menunjukkan beberapa contoh slide propaganda di internet sebagai salah satu tahapan invasi teroris. Dia kemudian mencontohkan adanya website radikal yang tersebar dan kian marak saat ini di Indonesia. Website radikal itulah yang diindikasi menarik mereka yang mengklaim diri sebagai para “Jihadis” untuk berangkat ke Suriah dan bergabung dengan kelompok teroris. (Baca juga: Tiga Ciri Orang Radikal)
“Ini banyak sekali dan kita saat ini sedang berusaha membendungnya,” ujar Didik.
Sementara itu, terkait rekrutmen, Didik menjelaskan banyak dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter, melalui download materi-materi di situs-situs radikal, mengikuti kajian-kajian yang dilakukan oleh situs-situs radikal dan yang terakhir mengikuti fatwa dari ulama-ulama di situs radikal.
“Salah satu perempuan yang dideportasi dari Turki dalam berita acaranya mengatakan mau cari jodoh, yang berawal dari Facebook,” Ujar Didik.
Tahap selanjutnya akan dilakukan doktrinasi agar semakin kuat keinginannya dan semakin yakin untuk bergabung dengan kelompok radikal dan mengikuti apa yang mereka mau.
“Maka disitulah saatnya korban akan disesatkan,” pungkasnya. (Lutfi/Yudhi)