Berita
Bahagia Lebaran Cara Pak Ghofur
“Biar lagi bahagia, tetep nggak boleh lupa daratan,” ungkap Muhammmad Ghofur (65 tahun) berbagi kiat menyambut lebaran.
Muhammad Ghofur yang lebih akrab disapa Pak Ghofur adalah pemulung keliling dengan gerobak. Menurutnya, kalau lebaran ingin bahagia, jangan boros, atau belanja yang menghabiskan banyak biaya.
Setiap lebaran, Pak Ghofur tetap dengan rutinitasnya, memulung sampah. Ditariknya berkeliling gerobak roda dua berukuran 3X1 meter itu di sepanjang rute “tetap”-nya, Jalan Raya Sawangan-Margonda Raya.
Pun lebaran tahun ini, Pak Ghofur tidak pulang kampung. Usai shalat Ied, dia langsung berkeliling mengais rezeki di tumpukan sampah. Hal sama yang juga dilakoninya selama puasa.
Soal puasa, menurutnya 5 tahun terakhir ini jauh lebih enak. “Dulu kalau puasa, pengen minum es sirup aja mahal dan susah. Alhamdulillah, sekarang, sudah lima kali puasa, sirup takjil ada dimana-mana. Lagian dibagi-bagi gratis, jadi ngga susah lagi kalau mau buka puasa di jalan,” jelasnya.
Tiap Ashar tiba, Pak Ghofur kembali ke lapak singgah berukuran 4X4 meter persegi. Letaknya 400 meter sebelah timur kantor kelurahan Rangkapan Jaya Baru, kecamatan Pancoran Mas, Depok. Setelah masuk gang 300 meter ke Utara dan melewati tanjakan 100 meter, barulah dia bisa melepas lelah di sana.
Di antara 14 lapak lain yang berdiri di lokasi itu, Pak Ghofur tinggal bersama istri, gerobak, serta plastik dan kardus hasil pungutan yang didapatnya di jalan.
“Warga lapak sebisanya saja. Yang pulang, ya pulang. Ada yang ke Bogor, Majalengka, Ponorogo,” jelas Pak Ghofur, yang sejak 1995 sudah bermukim di tempat itu. “Caranya ya tetap nyari, kalau mau hasil cukup buat pulang dan ngasih hadiah anak cucu,” tambahnya.
Di lapak itu, selain dengan Pak Ghofur, ABI Press juga sempat berbincang dengan Muhammad Azis.
“Pak Ghofur itu orang lama di sini. Lebaran ini dia ngga pulang, masih nyari-nyari, terus ngumpulin barang,” jelas pemuda 18-an tahun yang telah 8 tahun tinggal di lapak, bertetangga Pak Ghofur dan keluarganya.
“Lebaran nggak lebaran, masih bisa kumpul dan makan, syukur,” tandas Aziz yang lebaran kali ini juga tak mudik ke Bogor.
Lebaran bisa dijalani dengan berbagai cara. Namun bagi pemulung, berkeliling menghimpun barang rongsokan dianggap lebih perlu daripada mudik dan tak tahu apa yang akan dimakan kemudian. (Sulton/Yudhi)