Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Ayatullah Taskhiri, Ulama Pejuang dan Pemersatu Umat

Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri lahir di Najaf, Irak pada 19 Oktober 1944. Beliau bertugas sebagai Penasihat Tinggi Rahbar dan Ketua Dewan Tinggi Forum Pendekatan Antar Mazhab Islam. Menempuh pendidikan dasar, menengah, dan universitas, beliau juga menyelesaikan pendidikan hauzah ilmiah hingga tingkat ijtihad di Najaf Asyraf. Ayatullah Taskhiri sempat belajar kepada para ulama besar seperti Ayatullah Sayyid Muhammad Baqir Sadr, Ayatullah Khu’i, Ayatullah Sayyid Muhammad Taqi Hakim, dan Ayatullah Syaikh Javad Tabrizi. Kemudian beliau melanjutkan kegiatan ilmiahnya sejak tahun 1971 di Hauzah Ilmiah Qom, Iran.

Ayatullah Taskhiri adalah salah satu tokoh ilmiah dan budaya dunia Islam yang selalu berusaha memperkenalkan Mazhab Ahlulbait ke dunia internasional demi mendekatkan persaudaraan antar mazhab dalam ukhuwah islamiyah.

Beliau berpartisipasi dalam puluhan konferensi ilmiah di berbagai negara (sebagai penyelenggara, anggota dewan, atau tamu), keanggotaan dewan pengawas dan dewan tinggi beberapa pusat akademik dan asosiasi ilmiah di Iran dan negara lain, serta mengajar di berbagai forum ilmiah. Di antara ilmu yang beliau ajarkan adalah sains dan budaya.

Beliau juga memiliki peran terpuji dalam Forum Fikih Islam di Jeddah (berafiliasi dengan Organisasi Konferensi Islam) sejak 1983 sebagai satu-satunya perwakilan resmi Syiah Imamiyah dalam membangun dan mempromosikan prinsip-prinsip yurisprudensi Syiah.

Selama 1980-an, beliau menjabat sebagai perwakilan Republik Islam Iran untuk Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Selama 20 tahun terakhir, Ayatullah Taskhiri telah menjadi ketua Islamic Culture and Relations Organization Iran, Ketua Bagian Internasional dari Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam dan Sekretaris Jenderal Forum Pendekatan antar-Mazhab Islam, serta Ketua Dewan Pembina Pusat Kajian dan Riset Agama dan Mazhab.

Ayatullah Taskhiri menjadi salah satu penandatangan surat intelektual dari 38 cendekiawan Muslim dunia yang dikirimkan sebagai tanggapan resmi terhadap komentar Islamofobia yang dibuat oleh Paus Benediktus XVI pada 12 September 2006. Selain itu, beliau menjadi salah satu ulama penandatangan Risalah Amman, dan beliau pula yang banyak memberikan dasar dan pendalaman terhadap risalah tersebut demi mendekatkan antar mazhab dalam Islam.

Pada 18 Agustus 2020, beliau berpulang dalam usia 76 tahun. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya setelah beberapa hari dirawat di salah satu rumah sakit di Tehran akibat sakit jantung. Di akhir hayatnya, beliau masih menjabat kepala Organisasi Komunikasi dan Kebudayaan Islam di Iran.

Ayatullah Taskhiri sempat beberapa kali berkunjung ke Indonesia sebagai utusan resmi Republik Islam Iran. Prof. Din Syamsuddin yang kala itu menjabat Ketua PP Muhammadiyah mengungkapkan keprihatinannya bahwa di kalangan umat Islam Indonesia saat ini Syiah seakan menjadi musuh bersama. Padahal para ulama syiah seperti Ayatullah Ali Taskhiri, pernah hadir di Indonesia dan disambut hangat oleh kalangan ulama dan pemuka Islam Indonesia seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). “Saya pernah dipanel bersama-sama dengan pak Hasyim Muzadi (Ketua PBNU) dan Ayatullah Ali Taskhiri (ulama Iran) di Hotel Sultan pada saat seminar yang mengangkat tema Persatuan Islam. Saat itu para alim ulama dan tokoh Islam menyambut baik acara tersebut,” paparnya.

Pada 2018, Kantor Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Antar Agama dan Peradaban menggelar Konferensi  Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia mengenai Wasatiyyat Islam di Bogor. Ayatullah Taskhiri turut hadir Kegiatan Tingkat Tinggi (KTT) dihadiri 50 ulama dan cendekiawan muslim luar negeri dan 50 ulama cendekiawan dalam negeri itu.  KTT Wasatiyyat Islam ini dibuka Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada 1 Mei 2018 dan ditutup di Istana Wakil Presiden pada 3 Mei 2018.

Innalillahi wa inna ilayhi roji’un….

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *