Berita
Arsitektur, Wajah Sejarah Indonesia
Mendiskusikan sejarah arsitektur di Indonesia, Komunitas Salihara dalam Seminari “Arsitektur di Indonesia” Rabu, (11/2) mengundang salah satu arsitek senior, Han Awal sebagai pembicara.
Dalam diskusi ini Han Awal menegaskan bahwa arsitektur yang ada di Indonesia sangat berkaitan dengan kultur bangsa dan kental dengan nilai sejarah.
“Arsitektur adalah cermin dari zaman. Karakter dari zaman. Arsitek harus sadar karakternya terbawa zaman,” ujar Han Awal. “Candi, kuil-kuil, monumen-monumen yang dibangun arsitek kita dulu itu semua merupakan jejak-jejak sejarah dan saksi dari zamannya. Dari arsitektur bercorak klasik, Islami, Belanda, hingga gaya modern.”
Menurut Han Awal, arsitektur di Indonesia mengandung kearifan lokal, ciri khas dan karakter, serta teknologi tinggi yang harus dilestarikan dan membuat kita bangga memilikinya.
“Seperti Candi Prambanan yang merupakan arsitektur batu tertinggi di dunia dan Candi Borobudur itu adalah puncak keindahan arsitek batu dunia,”terang Han Awal.
Arsitektur dan Sejarah
Lelaki yang telah banyak ikut dalam upaya konservasi bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia ini amat menekankan pentingnya melestarikan bangunan-bangunan bersejarah.
Kecintaannya pada arsitektur dan kelestarian sejarah ini membuat Han Awal saat ABI Press wawancarai mengutuk keras pihak-pihak yang suka menghancurkan warisan arsitektur bersejarah.
“Memang dalam peperangan itu bangunan bersejarah seringkali dirusak. Bumi-hangus. Itu salah,” kecam Han Awal.
“Jika kita tidak melestarikan dan membiarkan kelompok yang suka menghancurkan arsitektur bersejarah, ya kita berdosa pada sejarah. Karena arsitektur itu salah satu tonggak sejarah yang tidak boleh dihapus. Kalau dihapus, ibaratnya kita tak tahu lagi gimana caranya kita harus berdiri,”pungkas Han Awal. (Muhammad/Yudhi)