Berita
ANAS GETOL Datangi Kantor DPRD Bogor
Selepas deklarasi di Taman Topi, Bogor,(20/11) ANAS GETOL berkonvoi ke kantor DPRD kota Bogor yang berjarak 500 meter dari Taman Topi. Sesampainya di sana, massa pengusung gerakan toleransi itu membentangkan dan memasang spanduk deklarasinya di depan kantor DPRD kota Bogor. Tak lama setelah orasi singkat di depan kantor, rombongan masuk menemui para Wakil Rakyat sambil melantunkan shalawat bersama-sama. Mereka ditemui sejumlah anggota DPRD yang dipimpin oleh Abuzar, SE, di antaranya Bambang Dwi Wahyono, SH, Sendhy Pratama, SH, Zaenul Muttaqin, dan Ahmad Aswandi, SH. Di depan anggota DPR , Abdul Fatah perwakilan dari Kujang Lima (salah satu elemen ANAS GETOL) menegaskan bahwa warga Bogor yang selama ini hidup damai dan tenteram, belakangan menjadi resah sekaligus sangat prihatin atas stigma buruk yang menimpa kota Bogor sebagai kota paling intoleran.
Stigma tersebut dinilai sangat mengganggu karena pada kenyataannya kehidupan masyarakat Bogor selama ini baik-baik saja. Fatah juga menegaskan bahwa dari dulu warga Syiah, Nahdliyin, dan Muhammadiyah sudah ada di Bogor dan hidup berdampingan dengan damai. Tapi sekarang ada yang berusaha mengotak-ngotakkan, ada yang berusaha untuk membenturkan dan membuat kota Bogor menjadi tidak kondusif. Inilah yang menurut Abdul Fatah tidak bisa diterima oleh masyarakat Bogor.
“Jangan-jangan yang teriak-teriak khawatir akan keamanan itulah dalang kerusuhannya,” ujar Fatah.
Untuk itu, Fatah meminta agar DPRD menanggapi serius permasalahan ini, sebab intoleransi sudah seperti bara dalam sekam di kota Bogor, yang jika tidak segera disikapi serius tak mustahil akan menjadi benturan tak terkendali suatu saat nanti.
Fatah pun mencontohkan acara Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) yang sedianya akan digelar pada hari Minggu, 22 November 2015 sebagai sebuah bentuk penebaran kebencian. Ditegaskan Fatah, jika acara itu tetap dilaksanakan oleh ANNAS, maka masyarakat Bogor sendiri yang akan membubarkannya.
“Saya minta dengan hormat seluruh elemen kota Bogor ini untuk bergerak datang membubarkan pertemuan itu,” tegas Fatah.
Sementara itu, Rachman Imron Hidayat, Ketua PC GP Ansor kota Bogor yang biasa disapa Romy menyampaikan kegeramannya karena untuk kesekian kalinya logo Nahdlatul Ulama (NU) dicatut oleh ANNAS, seolah para Kyai NU mendukung apa yang dilakukan oleh kelompok intoleran itu.
“Padahal itu adalah fitnah,” tegas Romy.
Romy pun meminta kepada para Wakil Rakyat untuk mendesak Wali Kota Bogor, mendesak pihak keamanan, Polisi dan TNI untuk bersikap tegas melakukan pembersihan terhadap oknum-oknum yang selama ini membuat resah warga kota Bogor.
Romy menegaskan bahwa GP Ansor dan Banser tidak akan tinggal diam sebab memandang apa yang terjadi saat ini adalah merupakan ancaman bagi disintegrasi bangsa. Sebab menurut Romy, mereka membawa agenda besar untuk membawa konflik Timur Tengah terkait Sunni-Syiah ke Indonesia.
“Ini sangat mengkhawatirkan,” tegas Romy.
Perwakilan DPRD, Abuzar menyambut baik aspirasi yang disampaikan oleh ANAS GETOL dan berjanji akan membawanya ke Pimpinan Dewan untuk segera dikoordinasikan dengan Wali Kota Bogor. Abuzar juga menegaskan untuk bersama-sama menjaga kota Bogor tetap dalam kondisi damai dan kondusif.
“Untuk itu akan kami sampaikan kepada Pimpinan untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan dalam waktu yang singkat,” ungkapnya.
Maka dalam beberapa hari ke depan kita akan dapat menyaksikan dimana sebenarnya posisi Pemkot (Muspida) Bogor, apakah akan merestui acara provokatif bernuansa intoleransi atau mengabulkan permintaan masyarakat Bogor yang memperjuangkan toleransi? (Lutfi/Yudhi)