Berita
Amnesti Kecam Penjualan Senjata ke Koalisi Saudi dalam Perang Yaman
Amnesti Internasional mengecam Barat yang menjual senjata kepada Arab Saudi dan sekutunya yang digunakan untuk menyerang Yaman. Selain itu, seperti dilansir dari situs berita Antara, (23/3) penjualan senjata tersebut dinilai melanggar kesepakatan perdagangan senjata dunia.
Lebih dari 10.000 orang tewas di Yaman sejak Maret 2015 saat Arab Saudi dan sejumlah negara lain di Teluk mulai melancarkan serangan.
“Banyak bukti soal perdagangan senjata, yang tidak bertanggung jawab, menuju negara anggota persekutuan pimpinan Arab Saudi yang menyebabkan penderitaan besar bagi warga Yaman,” kata Lynn Maalouf, Direktur Penelitian untuk Timur Tengah Amnesti Internasional, dalam pernyataan tertulis.
Baca juga: 90 Persen Penduduk Yaman Butuh Bantuan Kemanusiaan
“Tapi hal ini tidak menghalangi Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain termasuk Prancis, Spanyol, dan Italia untuk terus mengirim senjata senilai miliaran dolar AS. Selain menghilangkan nyawa warga sipil, tindakan ini juga merupakan penghinaan terhadap kesepakatan perdagangan senjata global,” kata dia.
Organisasi itu mengaku telah mendokumentasikan 36 serangan udara dari koalisi sejak 2015 yang diduga melanggar hukum internasional, dan beberapa di antaranya bahkan bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang.
Serangan sama menewaskan 513 warga, termasuk sedikitnya 157 anak-anak, dan melukai 379 lainnya, kata Amnesti Internasional.
Amnesti mengatakan bahwa di saat konflik Yaman memasuki tahun keempat, perang itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Semua pihak juga dinilai menghalangi upaya pengiriman bantuan kemanusiaan kepada 22,2 juta warga yang membutuhkan dan lebih dari satu juta orang diduga terkena penyakit kolera.
Sebelumnya, kelompok pembela hak asasi manusia di Prancis mengancam menuntut pemerintah Prancis jika tidak menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi dan sekutunya. (MZ)
Terkait: