Berita
‘Al-Barru’ Gelar Maulid Nabi dan Deklarasi ‘Gencar’
Krisis besar yang dialami umat Islam yang kemudian menimbulkan gerakan-gerakan radikal, kelompok ekstremis yang tidak memiliki toleransi seperti ISIS dan sebagainya bukan karena tidak terlaksananya Rukun-rukun Islam tetapi karena kian tergusurnya figur teladan Nabi Muhammad Saw yang rahmatan lil ‘alamin.
Hal itulah yang kemudian mendorong Rumah Kajian Al-Quran “Al-Barru” yang diketuai oleh Ir. Muhammad Rusli Malik menyelenggarakan acara Maulid bersama di gedung SMESCO Jakarta.
Acara itu dimaksudkan untuk mengajak masyarakat di tengah krisis figur ini kembali meneladani Rasulullah Saw sebagai insan mulia yang paling baik akhlak, amal dan perilakunya.
Turut hadir pula beberapa pejabat tinggi negeri dalam acara itu. Salah satunya adalah Menteri Sosial RI, Dra. Khofifah Indar Parawansa yang sekaligus meresmikan pembukaan acara Maulid yang digelar Minggu (18/1) dari pagi hingga sore hari.
Dalam kesempatan itu Menteri Sosial juga menandatangani Deklarasi Gerakan Cinta Rasul (Gencar) yang juga merupakan salah satu gerakan yang digagas oleh Rumah Kajian Al-Quran “Al Barru.”
Selain Mensos, hadir pula Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang kemudian menjadi pembicara dalam talkshow di rentetan agenda Maulid itu. Meski hanya menyempatkan diri hadir hingga pukul 11 siang, kehadiran Ahok cukup menarik perhatian media massa dan para undangan.
Sebagai non-Muslim, Ahok cukup “berapi-api” dalam menyampaikan ceramahnya. Setidaknya ada dua hal yang ABI Press tangkap dari ceramahnya. Ia menunjukkan teladan kelembutan dan ketegasan dalam diri Rasulullah Saw, yang ia pahami sebagai sebuah ajaran yang rahmatan lil ‘alamin. Pertama, ia menceritakan bagaimana Rasulullah menunjukkan sikap rahmatnya kepada seorang Yahudi yang selalu melempar kotoran kepada Rasulullah saat beliau hendak shalat di masjid. Rasulullah tidak marah. “Justru saat orang Yahudi tadi tidak melempari kotoran kepada Nabi Muhammad, membuat Nabi bertanya, kenapa? Ternyata setelah Nabi tahu Yahudi itu tidak lagi melempari Nabi dengan kotoran karena sedang sakit, Nabi langsung datang menjenguk,” kata Ahok.
Sikap rahmat seperti itulah yang semestinya ditiru. Yang kedua, yaitu sikap ketegasan dalam politik. Ahok bercerita ketika itu orang tuanya bertanya, bagaimana kalau Ahok harus berhadapan dengan keputusan hukum yang mengharuskannya memenggal kepala orang, dan kepala itu ayah Ahok sendiri? Seketika itu Ahok teringat dengan kisah ketegasan Rasul Saw yang akan memenggal tangan Fatimah (putri tercintanya) jika ia kedapatan mencuri.
“Negara mana saja asal menggunakan prinsip rahmatan lil ‘alamin pasti akan sejahtera,” tegas Ahok.
Acara Maulid itu dibagi ke dalam dua sesi. Prof. Nazaruddin Umar, mendampingi Ahok dalam sesi talkshow yang pertama, dan di moderatori oleh Dr. Zainal Arifin Mochtar.
Nazaruddin Umar menilai sangat penting acara Maulid Nabi terus diperingati. Ia bahkan mengaku sedih ketika ada yang datang kepadanya dan berkata, “Kenapa di Indonesia masih banyak yang mengadakan Maulid, bukannya itu perbuatan bid’ah?” kisah Nazarudin. Ia mengaku sedikit marah dan emosi mendengar ada yang berkata seperti itu. “Padahal saya jarang sekali emosi dan tidak mudah marah pada awalnya,” tambah Nazarudin. Baginya, melarang Maulid sama saja dengan melarang orang mencintai Rasulullah.
Acara Maulid di SMESCO itu juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan, di antaranya ada penampilan Tari Saman, dan juga Haddad Alwi yang memeriahkan acara dengan lantunan khas lagu-lagu Islami bernuansa pujian dan shalawat kepada Nabi Saw. (Malik/Yudhi)