Berita
Aksi Koalisi Peduli HAM Papua Tuntut Keadilan di Bundaran HI
Bundaran HI pada Rabu (10/12), tidak hanya diramaikan oleh aksi unjuk rasa kaum buruh se-Jabodetabek tapi juga diwarnai aksi belasungkawa oleh Koalisi Peduli HAM Papua (KP-HAM-Papua) atas tertembaknya warga Papua oleh Polri beberapa hari lalu. Korban terdiri dari 5 orang siswa SMU, 2 orang siswa SMP dan 2 lagi siswa SD dan seorang Mahasiswa.
Dalam aksi tersebut, para demonstran membawa spanduk bertuliskan tuntutan atas sejumlah pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.
Penembakan terhadap warga Paniai, Papua yang terjadi pada Senin (8/12) bagi para demonstran adalah sebuah pelanggaran HAM dan para pelakunya harus ditindak tegas.
Dalam wawancara dengan ABI Press, Marthen Goo, penanggung jawab aksi membantah keterangan pihak keamanan yang menyatakan bahwa dugaan sementara bentrokan terjadi akibat adanya provokasi dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Ini OPM yang mana? Tuh anak-anak SD dibilang OPM,” bantah Marthen.
Ini hal yang biasa terjadi ketika aparat melakukan pembunuhan terhadap masyarakat di Papua menurut Marthen, maka akan dibuat stigma pasti ada keterlibatan OPM ataupun unsur separatis.
Lebih jauh Marthen menjelaskan bahwa, dengan seringnya terjadi kekerasan dari aparat kepada masyarakat Papua, mengakibatkan menurunnya kepercayaan warga Papua pada negara. Sebab setiap kali terjadi kekerasan, warga Papua tidak tahu harus mengadu kemana. Setiap kali ada warga Papua yang terbunuh selalu diklaim bahwa ada perlawanan dari warga.
“Bagi kita itu lagu lama, begitulah cara mereka bermain,” jelas Marthen.
Di akhir wawancara Marthen meminta kepada Joko Widodo untuk membuka ruang dialog antara warga Papua dengan aparat keamanan yang berada di Papua. Namun apabila Joko Widodo tidak mengindahkan permohonan para demonstran, maka mereka akan meminta PBB untuk melakukan upaya perlindungan terhadap warga Papua yang saat ini merasa hak-haknya sedang dihapuskan.
Sementara itu hingga saat ini Mabes Polri masih terus melakukan penyelidikan terkait tragedi yang terjadi di Paniai, Papua tersebut. (Lutfi/Yudhi)