Ikuti Kami Di Medsos

Akhlak

Agama dan Cinta

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 31:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran/3: 31)

Cinta Allah adalah tujuan dan harapan setiap hamba. Hanya dengan cinta Allah Ta’ala, seorang hamba dapat merasakan manisnya ibadah dan hanya dengan cinta Allah Ta’ala, hamba dapat merasakan nikmatnya beragama. Allah Ta’ala berpesan bila hamba ingin meraih cinta-Nya, maka ikutilah nabi Muhammad saw  karena beliau adalah luapan cinta Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman dalam hadis qudsi, kalau bukan karena engkau ya Muhammad, tidak akan pernah Aku ciptakan seluruh alam raya ini. Alam dan semua isinya diciptakan karena luapan cinta Allah kepadanya. Allah Ta’ala selalu berselawat kepada nabi Muhammad saw itupun bentuk luapan cinta Allah kepadanya. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. al-Ahzab/33: 56)

Mengikuti Nabi Muhammad saw atau ittiba’ kepadanya adalah dengan melaksanakan sunnah-sunnahnya dan meneladani akhlaknya, karena tujuan utama diutusnya beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau adalah sumber inspirasi dan sumber kebaikan. Beliau adalah al Qur’an berjalan. Sejak kecil akhlak mulia beliau terkenal hingga beliau diberi gelar al Amin.

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. al-Najm/53: 3-4)

Baca juga: “Sebuah Renungan” di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan

Islam adalah cinta. Rasulallah saw selalu mengajarkan umatnya agar saling menyayangi dan saling mencintai. Islam mengajarkan agar setiap muslim menyayangi. Bila anda tidak dapat saling menyayangi karena berbeda bahasa, warna kulit, bangsa dan agama, maka berbuat baiklah karena kalian adalah anak manusia, demikianlah pesan sayyidina Ali bin Abi Thalib kepada kita semua.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۗ

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya bersifat tegas kepada orang-orang kafir, dan saling menyayangi terhadap sesama mereka. (QS. al-Fath/48: 29)

Karakter umat Muhammad saw adalah penyayang bukan pendendam dan saling mencintai bukan saling membenci. Cinta dan kasih sayang adalah landasan beragama karena tujuan diutusnya nabi Muhammad saw adalah untuk membangun cinta dan kasih sayang dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

وما أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tidaklah Kami utus engkau ya Muhammad melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta. (QS. al-Fath/48: 29)

Nabi Muhammad saw diutus tidak lain untuk membawa amanat persaudaraan dalam kehidupan. Oleh karena itu, apabila ada seorang Muslim yang belajar agama, lalu melahirkan kebencian kepada yang tidak sepaham dengannya atau mendalami Islam tetapi menyesatkan selain aliran dan mazhabnya, pastilah mereka bukan Muslim yang sesungguhnya. Fenomena kekinian, ada sekelompok orang yang menampilkan formalisasi Islam versi mereka namun mencampakkan essensi Islam yang sesungguhnya yaitu cinta dan kasih sayang, sungguh mereka telah tertipu dengan emosi beragama karena kurangnya intelektual beragama. (Sumber: Buku “Sebuah Renungan”).

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *