Berita
Adil Pada Syiah
Masifnya serangan dan fitnah pada Syiah di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia telah banyak menimbulkan tragedi. Kondisi Irak dan Suriah hingga hari ini tak menentu karena fitnah-fitnah sektarian. Di Indonesia pun, ratusan Muslim Syiah Sampang terusir dari kampung halamannya dan hingga saat ini terlunta di pengungsian.
Mendiskusikan posisi Syiah di Indonesia ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta, mengadakan Focus Discussion Group (FGD) bertema Syiah Sampang, Rabu (7/10).
Zulkifli, pembicara dari UIN Syarif Hidayatullah menyebutkan problem Syiah di Sampang, lebih karena masalah ekonomi dan sosial.
“Saya berkeyakinan tak ada konflik yang murni karena persoalan ideologi semata, pasti ada faktor-faktor lainnya,” ujar Zulkifli. “Biasanya soal ekonomi, sosial dan politik.”
“Untuk kasus di Sampang, itu karena Tajul Muluk mengubah tradisi Maulid yang tadinya dari rumah ke rumah jadi ke masjid. Sehingga secara ekonomi dan sosial merusak tradisi para Kiai, misalnya,” terang Zulkifli.
Tuntutan Rekognisi
Menurut Zulkifli, masyarakat Syiah sebenarnya hanya menginginkan pengakuan akan eksistensi mereka. Agar dihormati hak-hak mereka untuk berkeyakinan tanpa paksaan.
“Masyarakat Syiah itu sebenarnya hanya ingin rekognisi saja. Untuk diakui eksistensi dan hak-haknya untuk berkeyakinan,” ujar Zulkifli.
Lebih lanjut, menurut Zulkifli, yang memperburuk adalah orang-orang yang menyerang Syiah biasanya tidak tahu mengenai Syiah.
“Ulama-ulama Syiah itu belajar Sunni. Kalau mereka dialog, ya dengan argumen-argumen Sunni. Sebaliknya ulama-ulama Sunni banyak yang tidak belajar Syiah. Sehingga banyak yang salah paham dan keliru memahami Syiah,” ujar Zulkifli.
Menurut Zulkifli, kalau orang membaca dari sumber-sumber otoritatif Syiah, maka tak akan ada fatwa menyesatkan Syiah.
“Memang ada dulu, pemahaman yang ekstrem, seperti mencela sahabat. Tapi Syiah itu sangat progresif. Dinamis. Nah, mainstream Syiah sekarang melarang yang seperti itu,” ujar Zulkifli.
Hal yang digarisbawahi oleh Zulkifli adalah, agar Muslim Sunni bersikap adil pada Syiah.
“Bagi saya, sah-sah saja kalau orang tidak setuju atau mengkritik Syiah, tapi itu mesti didasari pada keyakinan Syiah sendiri, bukan berdasar prasangka dan kesalahpahaman pada Syiah. Harus objektif,” pungkas Zulkifli. (Muhammad/Yudhi)