Berita
Adab Berpuasa dalam Riwayat Ahlulbait
Imam Ali as meriwayatkan: “Puasa adalah upaya mencegah diri dari larangan-larangan Allah, sebagaimana seseorang menahan diri dari makan dan minum”. (Al-Bihâr, 96/294/21)
Sayyidah Fathimah as meriwayatkan: “Tidak ada sesuatu yang diperoleh orang yang berpuasa dari puasanya bila tidak menjaga lisannya, pendengarannya, pandangannya, dan seluruh anggota tubuhnya”. (Da-‘â-imul Islâm : 1/268)
Imam Baqir as meriwayatkan: “Rasulullah saw bersabda, kepada Jabir; “Wahai Jabir, ini adalah bulan Ramadhan, barangsiapa berpuasa di siang harinya dan jaga (menghidupkannya dengan ibadah) di malam harinya, memelihara perut dan farajnya (kemaluannya) dan menjaga lisannya, maka dia keluar dari dosanya sebagaimana ia keluar dari bulan ini. Jabir berkata; Ya Rasulullah! Alangkah indahnya titah ini!, maka Rasulullah saw bersabda; Alangkah beratnya syarat-syarat tersebut!”. (Al-Kâfi: 4/87/2)
Imam Shodiq as meriwayatkan: Rasulullah saw bersabda kepada Jabir, ‘Bila engkau berpuasa, maka puasakanlah pendengaranmu, penglihatanmu, dari hal yang haram dan anggota tubuhmu, dan seluruh ragamu dari hal yang buruk, tinggalkan menggangu orang dan menyiksa pembantu pastikan pada dirimu adanya ketenangan puasa, berusahalah untuk selalu tenang dan diam kecuali hanya menggunakannya untuk apa yang diridhoi-Nya. Sehingga telinga-telinga kami tidak kami arahkan pada kesia-siaan dan mata-mata kami tidak kami pusatkan pada kealpaan, sehingga tangan-tangan kami tidak kami ulurkan pada larangan, dan kaki-kaki kami tidak kami langkahkan pada keburukan, sehingga perut-perut kami tidak kami isi kecuali yang Kau halalkan, dan lidah-lidah kami tidak berbicara kecuali yang Kau contohkan. Kami tidak melakukan kecuali yang mendekatkan pahala-Mu. Kami tidak mengerjakan kecuali yang menjaga kami dari siksa-Mu….”
Dikutip dari buku Muhammad Taufiq Ali Yahya, Puasa dalam Qur’an dan Hadis