Berita
Ada “Nakba” di Indonesia
Itulah bunyi perintah David Ben-Gurion, Perdana Menteri Israel pertama kepada Staf Jenderalnya yang kemudian memulai apa yang dunia kenal dengan sebutan Hari Nakba di Palestina. Hari Nakba adalah hari 700.000 warga Arab Palestina meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mengungsi akibat serangan yang dilancarkan oleh Israel pada wilayah mereka yang diperingati setiap 15 Mei.
“Kami terbangun oleh kerasnya suara ledakan mortar dan tembakan artileri… Seluruh warga menjadi panik… Sebagian besar langsung mengungsi dengan masih menggunakan piyama. Bahkan istri Ahmad Said mengungsi dengan membawa bantal di pelukan yang disangkanya adalah anaknya,” terang seorang warga desa pada saat penyerangan Israel di Kweikat dekat Haifa yang banyak dikutip sejarawan terkait peristiwa Nakba.
Kini setelah puluhan tahun berlalu, invasi Israel terhadap Palestina masih terus berlanjut, bahkan Israel telah menempati sebagian besar tanah-tanah yang dulu adalah milik Palestina. Jumlah warga Palestina di pengungsian mencapai 3.7 juta jiwa. Mereka tinggal di sejumlah kamp pengungsian di Timur Tengah dan seluruh dunia.
Negara Beda, Nasib Sama
Kini, tak hanya warga Palestina yang merasakan bagaimana terusir dari tanah kelahirannya dan terpaksa mengungsi, meninggalkan rumah, harta dan semua yang dimilikinya untuk tinggal di kamp-kamp pengungsian. Salah satunya adalah warga Suriah yang mendapatkan gelombang serangan dari kelompok radikal seperti ISIS atau Jabhat Al Nusra.
Menurut data NHCR, 1.772. 535 warga Suriah menjadi pengungsi dan tinggal di kamp-kamp pengungsian di Turki, lalu sebanyak 1.174.690 di Lebanon, 249.656 di Irak, 629. 128 di Yordania dan 134.329 di Mesir.
Banyak dari warga Suriah merasakan apa yang dirasakan oleh warga Palestina pada peristiwa Nakba, bahkan yang lebih miris lagi adalah warga Palestina yang mengungsi di Kamp Al-Yarmouk terpaksa kembali harus merasakan Peristiwa Nakba yang kedua kalinya akibat serangan oleh kelompok ISIS ke kamp pengungsian mereka.
“Nakba” di Indonesia
Peristiwa serupa Nakba bukan hanya terjadi di Palestina, Suriah maupun warga Muslim Rohingya. Namun di sini, di Indonesia pun peristiwa warga yang harus mengungsi karena serangan serupa yang dilakukan zionis Israel dan ISIS juga terjadi. Salah satu contohnya adalah warga Muslim Syiah Sampang yang terpaksa meninggalkan tanah kelahiran mereka akibat serangan teror.
Meski pengungsi Muslim Syiah Sampang yang berjumlah 300-an jiwa tidak sebanyak pengungsi Palestina, Suriah ataupun Roghingya, namun satu nasib yang membuat mereka menjadi sama yaitu mereka terusir dari tanah kelahirannya dan dipaksa untuk hidup di kamp-kamp pengungsian serta dilarang untuk kembali.
Tapi ada satu hal yang membuat nasib pengungsi Muslim Syiah Sampang dengan pengungsi Palestina, Rohingya dan Suriah agak berbeda yaitu Muslim Syiah Sampang menjadi pengungsi di negaranya sendiri.
Hari Nakba bukan hanya milik Palestina, hari Nakba dirasakan juga oleh warga Suriah, Rohingya dan juga warga Muslim Syiah Sampang. Begitupun dengan Zionis Israel, tak hanya di Timur Tengah tapi ada dimana saja selama penindasan, intimidasi dan teror tetap dilakukan untuk mengusir, membunuh dan mencapai tujuan jahat mereka. Tak terkecuali juga di Indonesia. (Lutfi/Yudhi)