Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Abdullah bin Saba, Tokoh Hoax Rekaan Pendusta

Mazhab Syiah sudah ada sejak masa Nabi saw. Namun, ajaibnya, ada segelintir buku sejarah menyebutkan bahwa munculnya mazhab Syiah baru terjadi pada masa Khalifah Usman bin Affan. Lebih aneh lagi, yang menciptakan mazhab Syiah adalah Abdullah bin Saba!.

Sumber pertama dari pendapat yang menyatakan mazhab Syiah itu ciptaan Abdullah bin Saba adalah Saif bin Umar. Ia hidup pada abad ke-2 H. Sepeninggalnya, beberapa ulama belakangan (mutaakhirin) menyebarkan pendapat tersebut.

Jelas, pendapat ini dibangun di atas kabar dusta bahwa di masa Nabi saw dan di masa kekhalifahan Abu Bakar serta Umar, tidak ada tanda-tanda keberadaan Syiah. Mazhab keislaman itu diklaim baru muncul pada masa khalifah ketiga. Bermula dari sosok bernama Abdullah bin Saba, yang awalnya beragama Yahudi, kemudian menyatakan diri memeluk Islam.

Lalu, ia mengajak kaum muslimin untuk berbaiat kepada Ali bin Abi Thalib as. Ia juga menjelaskan kelayakan Ali as menduduki jabatan khalifah. Akhirnya sebagian Muslim mengikuti Ali as dan mereka pun disebut “Syiah Ali.” [Abu Zuhrah, aI-Mazahib aI-Islamiyyah,  hal. 46]

Telaah Kritis

Pendapat tersebut dikritik oleh sekelompok pemikir Syiah dan Ahlusunnah, dus sebagian kaum Orientalis. Di sini, kami akan menukil sebagian darinya.

Allamah Amini

Dalam mengritik pendapat itu, beliau berkata, “Berkaitan dengan masalah ini, kita perlu berhati-hati. Kedudukan kaum muslimin pada masa awal Islam lebih tinggi dari dapat ditipu oleh seorang Yahudi Shan’a (Yaman) yang menampakkan diri sebagai Muslim, sehingga seluruh masyarakat, para tokoh politik, dan pejabat pemerintah semuanya tunduk pada kelicikan dan tipu muslihatnya. Ia konon sanggup mempermainkan keyakinan kaum muslimin sesuka hatinya. Pendapat semacam itu sama sekali tidak dapat diterima akal dan sama sekali tidak memiliki nilai sejarah.” [AI-Ghadir, 9/220]

Thaha Husain

Selepas meneliti dan menelaah kisah yang berkaitan dengan Abdullah bin Saba, Thaha Husain menyatakan bahwa Abdulah bin Saba adalah tokoh dongeng dan kisah kehidupannya belaka dusta, yang dibuat musuh-musuh mazhab Syiah. Bukti-bukti yang dikemukakan sebagai berikut:

  1. Seluruh sejarahwan Islam yang muktabar, tidak menukil kisahnya (Abdullah bin Saba).
  2. Dasar kisah ini berasal dari Saif bin Umar, di mana tidak ada keraguan padanya bahwa ia termasuk pembohong dan pemalsu hadis.
  3. Pelbagai perbuatan yang dinisbatkan kepada Abdullah bin Saba mirip mukjizat yang tidak dapat dilakukan manusia biasa. Lantas, apakah kita menganggap kaum muslimin benar-benar teramat dungu dan polos?
  4. Dengan mengakui kebenaran kisah semacam itu, maka sikap diam khalifah Utsman dan para pejabat pemerintahannya dalam menghadapi perbuatan (Abdullah bin Saba) itu, tidak dapat dibenarkan. Apalagi ia (Abdullah bin Saba) katanya suka bersikap keras dan kasar terhadap Muhammad bin Hudzaifah, Muhammad bin Abu Bakar, Ammar bin Yasir, dan lainnya.
  5. Tidak ada tanda-tanda keberadaan sosok bemama Abdullah bin Saba dalam perang Shiffin dan Jamal. [Ali wa Banuhu, hal. 98-100]

 

Bernard Lewis

Sekelompok orientalis juga meyakini bahwa pendapat tersebut sama sekali tidak berdasar. Bernard Lewis, sambil menyatakan bahwa pendapat itu tidak berdasar, menukil pendapat Wellhausen dan Fried Lander, dan setelah melakukan kajian dan penelitian, berkesimpulan bahwa kisah Abdullah bin Saba hanyalah buatan dan karangan orang-orang belakangan (muta’akhirin). [Nasy’ah at-Tasyassyu, hal. 57-58]

Kasyiful Ghitha

Ayatullah Muhammad Husain Kasyif Ghitha dalam membantah kisah Abdullah bin Saba mengatakan, ”Buku-buku Syiah secara sepakat mengutuk Abdullah bin Saba dan berlepas diri darinya, dan bentuk kutukan buku ‘Rijal al-Syi’ah’ terhadapnya dan keengganan menceritakan biografinya, yaitu dalam deretan huruf ‘’ain’ hanya ditulis kalimat, ’Abdullah bin Saba: lebih terkutuk dari yang dapat diceritakan.” [Ashl as-Syiah wa Ushuliha, hal. 106]

 

Allamah Sayyid Murtadha Askari

Terkait kisah Abdullah bin Saba ini, Allamah Sayyid Murtadha Askari melakukan penelitian luas dan mendalam serta membuktikan bahwa sumber kisah tersebut adalah Tarikh al-Thabari, dan perawinya adalah Saif bin Umar, di mana berdasarkan kesaksian ulama ilmu Rijal (ilmu tentang biografi perawi), Saif dicap sebagai pemalsu hadis dan zindiq. Jelas, kisah yang diriwayatkan olehnya tidak dapat dijadikan pegangan. [Alamah Askari, Abdullah bin Saba)

Ali Rabbani, Kalam Islam: Kajian Teologis dan Isu-isu Kemazhaban

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *