Berita
7 Pilar Islam Menurut Imam Ali as
Kumail bin Ziyad berkata, ”Aku bertanya kepada Amirul Mukmin’m Ali bin Abi Thalib as tentang apa itu pilar-pilar Islam? Amirul Mukminin as menjawab, ’Pilar Islam itu ada tujuh: Pertama, akal, yang merupakan fondasi sabar. Kedua, menjaga kehormatan dan berkata benar. Ketiga, membaca al-Quran secara benar. Keempat, mencintai dan membenci di jalan Allah. Kelima, menjaga hak keluarga Muhammad dan mengenal maqam kepemimpinan mereka. Keenam, menjaga hak saudara dan membela mereka. Ketujuh, berbuat baik kepada tetangga.’
Aku bertanya, ’Wahai Amirul Mukminin! Seorang hamba melakukan dosa Ialu beristigfar (memohon ampun) kepada Allah. Lantas, apa batas istigfar? Imam Ali as menjawab, ’Wahai lbnu Ziyad! Batas istigfar adalah tobat: Aku bertanya kembali, ’Hanya itu? Beliau as menjawab, ’Tidak: Aku bertanya lagi, ’Lantas bagaimana? Imam Ali as, ’Ketika seorang hamba melakukan dosa maka dia mengucapkan astaghfirullah (aku memohon ampun kepada Allah) dengan menggerakkan: Aku kembali bertanya, ’Apa yang dimaksud menggerakkan? Beliau as menjawab, ’Dengan menggerakkan Iidah dan bibir, yang dengan ucapan ini ingin mencapai hakikat: Aku kembali bertanya, ’Apa itu hakikat? Beliau as menjawab, ’Yaitu membenarkan dengan hati (memohon ampunan benar-benar dari dalam hati bukan hanya di Iidah) dan bertekad untuk tidak melakukan kembali dosa yang telah dimintai ampun tersebut.’
Kumail kembali bertanya, ’Jika aku telah melakukan itu, maka ‘ apakah aku sudah termasuk orang yang beristigfar?’ Imam Ali as menjawab, ’Belum: Kumail kembali bertanya, ’Kenapa?’ Beliau as menjawab, ’Karena engkau belum sampai kepada akar istigfar: Kumail kembali bertanya, ’Apa itu akar istigfar? Imam Ali as menjawab, ’Kembali dari dosa menuju tobat. Ini adalah derajat , pertama para ahli ibadah. Selanjutnya adalah meninggalkan setiap dosa di masa yang akan datang. Sesungguhnya istigfar adalah / kalimat yang ditujukan kepada enam arti, yaitu pertama, menyesali dosa yang telah Ialu. Kedua, bertekad untuk tidak melakukan kembali dosa yang telah dilakukan. Ketiga, menunaikan hak-hak orang Iain. Keempat, menunaikan hak-hak Allah dalam setiap perbuatan wajib. Kelima, mencairkan kembali daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram hingga tinggal kulit yang menempel pada tulang, setelah itu menumbuhkan kembali daging yang baru. Keenam, membuat badan merasakan pedihnya ketaatan sebagaimana sebelumnya merasakan lezatnya maksiat.”’
Sumber Buku Tuhaf Al-‘Uqul. Intisari Kebijakan Keluarga Rasul, Hal. 346. Jilid I
Baca juga: Infografis: Pesan Imam Ali Kepada Malik Asytar Part I