Ikuti Kami Di Medsos

Berita

7 Pengaruh Positif Salat pada Diri Pribadi dan Masyarakat

Menelaah dan merenungi ayat serta sejumlah hadis tentang manfaat salat akan menambah pengetahuan kita lebih banyak dan detil lagi akan pengaruh positif salat pada diri pribadi dan masyarakat

Pertama, mengingat Allah adalah ruh, fondasi, dan tujuan salat itu sendiri, yaitu sebagai sebaik-baik jalan untuk membebaskan diri dari azab Allah Swt. Tentu zikir menjadi landasan renungan yang memberi dorongan untuk beramal. Dalam sebuah hadis yang menjelaskan maksud ayat “mengingat Allah itu lebih besar,” Imam Ja’far Shadiq as mengatakan: “Mengingat Allah dalam hal-hal yang dihalalkan dan diharamkan.” (Bihar al-Anwar, jil 82, hL 7)

Baca Standar Salat yang Diterima Allah Swt

Kedua, salat menghapus dosa dan mendatangkan ampunan Allah. itu karena salat mengajak manusia untuk bertobat dan memperbaiki diri akibat perbuatan buruk di masa lalu. Rasulullah saw pernah bertanya kepada sahabat-sahabatnya, “Seandainya di depan rumah masing-masing kalian terbentang sungai berair bersih dan jernih, lalu kalian mandi di sana lima kali sehari, apa kira-kira masih ada kotoran tertinggal di tubuh kalian?”

“Tidak,” jawab mereka.

“Sesungguhnya salat seperti halnya air jernih itu. Ketika seseorang salat, dosa-dosa yang terjadi antara dua salat akan gugur.” (Wasail al-Syiah, jil 3, hal 7)

Jadi, luka dalam ruh manusia akibat perbuatan maksiatnya akan sembuh dengan salat dan kotoran yang menutupi hati manusia akan gugur dan bersih juga karena salat.

Ketiga, salat membentengi manusia dari perbuatan maksiat berikutnya. Salat menguatkan keimanan pada diri manusia dan menumbuhkan ketakwaan di hatinya. Telah kita ketahui bahwa keimanan dan ketakwaan adalah dua benteng yang sangat kukuh di hadapan perbuatan maksiat. Itulah maksud dari ayat bahwa salat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Ada hadis tentang keadaan beberapa orang yang dilaporkan kepada para maksum, mereka mengatakan: “Jangan khawatir, salat mereka akan membereskan keadaan mereka.”

Keempat, salatmenghindarkan manusia dari lalai. Musibah terbesar bagi orang yang berjalan dalam kebenaran adalah lupa kepada Allah akibat tenggelam, hanyut dalam kehidupan materi dan kenikmatan duniawi. Salat dilakukan pada waktu tertentu lima kali dalam sehari semalam. Ia secara terus-menerus membantu mengingatkan manusia akan tujuan penciptaan dirinya dan membisikkan agar ia kembali ingat tentang status sejati dirinya di dunia ini. itu merupakan nikmat besar bagi manusia dan setiap hari dengan lantang mengatakan kepadanya, “Bangunlah!”

Kelima, salat menaklukkan kesombongan dalam diri manusia. Orang yang salat 17 rakaat dalam sehari semalam dan di setiap rakaat dua kali meletakkan kening di atas tanah di hadapan sang Khalik tentu akan memandang dirinya bagai biji kecil di hadapan keagungan Allah Swt, bahkan tidak bernilai di hadapan yang Maha Tak Terbatas. Salat menyingkirkan sifat egois, mau menang sendiri, menghancurkan kesombongan, dan merasa paling baik pada diri manusia.

Dalam sebuah hadis populer tentang pelajaran rahasia salat, Imam Ali as menjelaskan salat sebagai ibadah pertama setelah keimanan. Beliau berkata: “Allah mewajibkan keimanan membersihkan manusia dari kemusyrikan dan salat menyucikan manusia dari kesombongan.” (Nahjul Balaghah, Aforisme ke-252)

Keenam, salat adalah sarana pendidikan, mengembangkan nilai akhlak yang mulia, menyempurnakan makna manusia. Salat membebaskan manusia dari keterbatasan alam materi beserta keempat dinding pembatasnya dan mengajaknya terbang ke langit alam malakut. Di sana ia bercengkerama dengan para malaikat, mendapati dirinya berada di hadapan Allah Swt tanpa perantara apa pun dan berbicara dengan-Nya.

Melaksanakan salat siang dan malam mengharap rahman dan rahim Allah Swt, secara khusus bersandar pada keagungan-Nya melalui berbagai surah Al-Quran setelah membaca surah al-Fatihah memberi pengaruh luar biasa terhadap perkembangan nilai-nilai akhlak mulia pada diri manusia. Dalam sebuah hadis Imam Ali as berkata: “Salat adalah perantara mendekatkan diri kepada Allah bagi orang yang bertakwa.” (Nahjul Balaghah, Aforisme ke-136)

Ketujuh, dengan memerhatikan syarat sah salat, ibadah ini mendorong manusia untuk selalu menyucikan diri dari kotoran lahir dan batin. Sebelum dilaksanakan, salat mengharuskan pelakunya menjaga kehalalan tempat, pakaian, air wudhu yang digunakan untuk salat, dan tak tercemari oleh kotoran akibat mengambil hak orang lain. Orang zalim, suka mengambil hak orang lain, pemakan riba, suap, dan harta dari usaha haram mustahil dapat memenuhi mukadimah salat. Jadi, salat yang dilakukan terus-menerus lima kali selama siang dan malam merupakan dorongan kuat manusia untuk menjaga dan menghargai hak orang Iain.

Salah satu wasiat Imam Ali as pasca tragedi pemukulan oleh Ibnu Muljam beliau berkata, “Allah.. Allah.. Aku ingatkan pada kalian tentang salat!, sesungguhnya salat adalah tiang dari agama kalian.”

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *