Berita
Negara Lemah Gagal Pulangkan Pengungsi Syiah
Kisah bocah pengungsi Suriah Aylan yang tenggelam dan terdampar di pesisir pantai Turki telah menggugah masyarakat dunia bahkan Indonesia untuk ikut menyoroti, mengecam dan memberikan dukungan atas pengungsi Suriah yang kini membanjiri beberapa negara Eropa.
Ketika seluruh mata warga Indonesia tertuju pada nasib para pengungsi Suriah yang digambarkan sangat dramatis oleh sebagian orang (untuk meraih iba rakyat Indonesia dan mendapatkan pundi-pundi sumbangan), pada saat yang sama tak banyak yang peduli bahwa ada sebagian rakyat Indonesia yang hampir lima tahun ini masih berstatus pengungsi di negeri mereka sendiri.
Salah satunya adalah Muslim Syiah Sampang yang hampir lima tahun sudah terusir dari tanah tempat kelahirannya dan harus mengungsi layaknya para pengungis Palestina, Suriah dan bahkan Rohingya.
Terkait kondisi pengungsi Muslim Syiah Sampang yang selama lima tahun ini harapannya untuk dapat pulang kembali ke kampung halamannya masih menggantung, Jalaludin Rahmat selaku anggota DPR RI Komisi VIII, saat ditemui tim ABI Press di Kantor PBNU, Jakarta (21/1), menyatakan bahwa permasalahannya bertambah rumit karena adanya keterlibatan para elit politik di Madura.
Menurut pria yang akrab dipanggil Kang Jalal ini, meski negara telah berusaha berulangkali mengembalikan para pengungsi Muslim Syiah Sampang ke kampung halamannya, tapi tetap saja terganjal sikap penolakan para elit politik dan tokoh masyarakat di sana.
“Itu juga menunjukkan ternyata negara tidak kuat, state itu lemah,” tegas Kang Jalal.
“Karena terbukti masih bisa dikalahkan oleh elit-elit lokal,” lanjutnya.
Maka hal terbaik yang seharusnya dilakukan saat ini menurutnya adalah melakukan dialog sangat intensif dengan para tokoh elit lokal Madura dengan disponsori pemerintah. (Lutfi/Yudhi)