Pustaka
Rasulullah, Figur Pemberani Tiada Tanding
Allah Swt berfirman: (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tidak merasa takut kepada seorangpun. [QS. al-Ahzab: 39]
Nabi Muhammad saw adalah manusia paling berani. Saat Islam baru tumbuh, beliau dan sedikit pengikutnya menghadapi kekuatan kufar dan mengajak kepada tauhid. Saat itu, kaum kafir Quraish menentang dan memeranginya. Mereka pun berkonspirasi membunuhnya.
Tapi semua itu sama sekali tak membuat beliau gentar dan surut semangat. Sebaliknya malah semangat beliau dalam berdakwah semakin menguat dan kebenaran semakin teguh digenggam. Nabi saw bersabda dengan tegas dan menyuarakan tentangan pada kaum yang zalim,
“Demi Allah, jikalau mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini, niscaya aku tak akan meninggalkannya sehingga Allah Swt memenangkannya atau aku binasa karenanya.”
Diriwayatkan bahwa Imam Ali bin Abi Thalib as —yang para pendekar Arab tunduk (takut) kepadanya—berkata,
“Saat kami menghadapi kondisi (peperangan) yang sangat sulit, di mana kedua musuh saling berhadap-hadapan, kami berlindung di sisi Rasulullah saw. Tiada seorang pun yang paling dekat dengan musuh kecuali beliau.” [Fadhail al-Khamsah fi ash-Shihah as-Sittah: 1/138]
Sementara itu, saat menggambarkan ketegaran Rasulullah saw dalam peperangan Uhud –setelah banyak orang berhamburan dan meninggalkan Rasulullah saw sendirian, Miqdad berkata, “Demi Dzat yang mengutus beliau dengan kebenaran, aku melihat Rasulullah saw tidak mundur sejengkal pun. Saat menghadapi musuh, beliau berada di garis terdepan, di mana sesekali sekelompok sahabatnya kembali ke beliau dan dalam kesempatan lain, meninggalkan beliau. Aku melihat beliau berdiri tegak sambil melepaskan anak panah atau melemparkan batu sehingga mereka saling melempar.” [Maghazi al-Waqidi: 1/239-240]
Majma’ Jahani Ahlulbait, Muhammad saw