Artikel
Sosok Imam Ali dalam Testimoni Pemikir Kristiani
Bila Anda berkenan menyimak sejarah dunia maka Anda akan mendengar berita besar yang tak pernah terulang lagi, bahkan sampai sepuluh abad setelahnya. Bila Anda merenungi berbagai kejadian di dunia ini dengan seksama, tentu Anda akan tertegun oleh satu kepribadian luhur. Di pelupuk matanya, segala sesuatu itu rendah, kehidupan dunia, keluarga, kekayaan dan kekuasaan itu sesuatu yang biasa-biasa saja.
Pribadi agung ini terlalu mulia bila disejajarkan dengan orang seperti kita. Pengetahuannya begitu mendalam jika dibandingkan dengan manusia biasa. Pengetahuan Ali tak dapat disamakan dengan hasil refleksi (renungan) karena ia berasal dari inspirasi Ilahiyah yang disampaikan ke hatinya
Bila Anda mendengar dengan hati Anda, maka Anda akan terbawa oleh kisah para syahid yang darahnya melumuri batas langit. Seandainya Anda melihat ufuk langit, maka Anda akan melihat dua warna merah, merah alami dan merah darah para syuhada pejuang kebenaran dan keadilan.
Lihatlah sejarah timur, dan carilah si piawai penanam pemahaman, ia yang menjadi sumber dan pusat pemikiran yang benar dan logis. Segala sesuatu, apabila berhubungan dengan kehidupan dunia dan akhirat maka tidak lepas darinya. Pendapat Anda mengenai sistem kemanusiaan, hukum, prinsip-prinsip peradaban dan aturan moral pasti berasal darinya. Aturan-aturan dan prinsip ini berdasarkan pada hubungan erat, kerjasama dan persekutuan kemanusiaan. Siapakah yang daya renungnya berhasil menemukan kebijaksanaan dan metode baru dalam dunia filsafat, sehingga pada akhirnya menjadi penolong manusia dari masa ke masa. Setiap orang mendapat hikmah sesuai dengan daya tangkapnya masing-masing, namun tak satu pun mampu mendalaminya dari paham filsafat yang sebenarnya. Oleh karena itu harus menjadikannya sebagai rujukan.
Siapakah gerangan manusia yang tercerahkan, di mana dirinya sendiri menderita dan mengalami kesakitan tapi memberi berkah dan membahagiakan orang lain tersebut? Dialah yang terus menerus berusaha mempersiapkan jalan bagi para sahabatnya juga pada musuhnya. Seorang ilmuwan yang benar-benar dipersiapkan untuk menjelaskan segala sesuatu pada orang lain setelah ia memaparkan sebab akibatnya.
Siapakah ilmuwan cerdik yang telah merenungkan segala sesuatu. Tak satu ilmu pun luput darinya. Begitu luar biasanya sehingga dia mengetahui apa saja yang orang pendam dalam pikirannya. Dia mempunyai intelektualitas yang kuat, sehingga pengetahuan yang muncul di timur setelah zamannya selalu bersesuaian dengan pemikirannya. Dialah fondasi dan sumber utama segala macam pengetahuan.
Apakah Anda pernah melihat orang yang pandai yang sesempurna dia? Dia menjadi suri tauladan. Dasar bagi hubungan sosial kemasyarakatan. Alasan bagi orang yang menapaki jalannya. Kebenaran yang menjelaskan mana yang baik dan mana yang salah.
Realitas yang sudah dipahami Ali seribu empat ratus tahun yang lalu, saat ini mulai dibicarakan oleh para ilmuwan barat dan timur. Maksud saya memaparkan masalah ini adalah agar kita sampai pada satu kesimpulan, yaitu perlunya memperoleh uswah yang benar. Kelompok yang sesat telah bertindak melewati batas. Kelompok ini tidak mempedulikan keadilan dan berusaha menyesatkan manusia. Untuk mencapai tujuan jahatnya ia melakukan penipuan melalui para kapitalis, menyebarkan hal-hal yang tidak logis dengan tujuan mengumpulkan kekayaan.
Apakah Anda mengenal tokoh besar yang bijaksana, yang telah menggantikan ribuan takhayul dan gagasan-gagasan yang berlebihan, dengan memperlihatkan realitas lebih dari seribu tahun yang lalu dan berkata, “Jika seseorang mati kelaparan maka penyebabnya adalah si perampas hak.” Lebih jauh lagi dia mengatakan, “Saya tidak pernah melihat satupun karunia yang kamil (sempurna) bebas dari pelanggaran hak.”
Berkenaan dengan penimbunan kekayaan dia mengingatkan salah seorang gubernurnya, “Laranglah orang dari melakukan penumpukan kekayaan, karena hal itu akan menjerumuskan rakyat dan memburukkan citra penguasa.”
Orang besar dan tercerahkan ini mengetahui rahasia manusia yang sebenarnya lebih dari seribu tahun yang lalu, dan dia menyatakan bahwa orang yang rendah di mata raja dan penguasa, sebenarnya diberkati akhlak yang baik, dan setiap jenis penindasan yang dikenakan padanya merupakan hal yang boleh-boleh saja bagi mereka (penguasa).
Ahli pahat Italia, Raphael membuat patung perawan Maria dalam sosok petani perempuan Italia, dan dia menyertakan segala sifat yang baik pada patung tersebut. Tolstoy, Voltaire dan Goethe melalui karya spritualnya juga menggambarkan dan menganjurkan hal yang sama. Namun Ali menjelaskan konsep ini berabad-abad yang lalu, beliau menentang para bangsawan, pejabat, pencari keuntungan yang berlebihan dan orang-orang yang egois. Dia melawan pemikiran kasar dan sesat mereka atas orang-orang mustadhafin, dan berkata, “Demi Allah! saya mengetahui hak orang tertindas dari si penindas, dan saya akan menghadapkan dia (si penindas) pada mizan (timbangan) kebenaran dengan menyodorkan sesuatu di hidungnya meskipun ia tidak menyukainya.”
Dengan melihat ungkapan beliau kepada orang-orang sezamannya, kita mengetahui bahwa dia betul-betul mengetahui jiwa mereka, mereka terdiri dari bangsawan hina, penguasa lemah, para tertindas dan orang-orang yang tak berdaya. Oleh karena itu ia menyeru, “Si tertindas dan tak berdaya adalah orang-orang yang mulia dan si penindas adalah orang hina dan rendah.”?
Ali berkata kepada manusia, bahwa kebenaran dan kebaikan adalah sesuatu yang nyata dan internal. Dia yakin sekali bahwa umat manusia pasti mengakuinya, walaupun tiap orang akan mempunyai interpretasi yang berbeda-beda. Bahkan bangsa-bangsa kuno pun tumbuh subur berkat keyakinan ini, walaupun mereka tidak menyadarinya. Mereka memegang teguh pandangan dan keyakinan nenek moyang mereka dan mengamalkannya karena dengan begitu mereka akan selamat.
Kualitas intelektual dan spiritual Ali memungkinkannya menyadari fakta ini, dan beliau percaya dengan sepenuh hatinya bahwa segala sesuatu yang berasaskan kebenaran pasti tidak akan goyah. Sungguh dia teladan bagi ketabahan. Dia selalu sukses, baik ketika menang perang maupun sedang kalah. Dalam medan pertempuran atau di arena politik dia tak pernah memikirkan menang atau kalah, sebab dia tahu bahwa kebenaran (realitas) bersamanya, dan dia menjadi standar yang membedakan antara kebenaran dan kebohongan.
Sepanjang sejarah dunia rasanya sukar mendapatkan manusia yang seteguh itu, dia tidak pernah guncang pada setiap keadaan dan tak pernah gemetar pada panasnya pemberontakan. Tak satupun yang dapat menggoyahkannya, sehingga musuh-musuhnya harus memfitnahnya sebagai pelaku kejahatan dan pembuat bid’ah. Dan tak satu pun yang dapat menyimpangkan beliau dari jalannya. Ali tidak pernah berhenti dalam berusaha melaksanakan dakwah Islam. la tidak serakah pada kekayaan dan kedudukan sebagai imbalan atas usaha ini. Satu-satunya imbalan bagi dia adalah kemenangan iman.
*Amirul Mukminin menyinggung masalah yang ada pada masa kekhalifahan, masalah ini betul-betul membahayakan kaum Muslim. Walaupun kata-kata beliau sukar dimengerti oleh penulis, tapi tetap merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri, dan dapat dimengerti melalui ungkapan-ungkapan beliau yang lain. Pokok tujuan pengutusan para Nabi dan andalan kesuksesan mereka adalah prinsip ini, mereka menampilkan kemerdekaan individu dan kemerdekaan berpikir yang merupakan jawaban atas perlakuan tiran seperti Namrud dan Fir’aun yang mengontrol kehidupan dan harta rakyat, serta melumpuhkan daya pikir mereka.
George Jurdac, Suara Keadilan