Ikuti Kami Di Medsos

Mutiara Hikmah

Pesan Imam Khomeini kepada Gen Z

Usia kami hampir menjelang senja dan kalian, wahai anak-anak muda, juga sedang bergerak mengejar kami untuk menjadi tua. Kami saat ini sedang bergerak menuju kematian. Kami menyadari pengetahuan yang kalian capai dan kami mengetahui posisi kalian yang agung.

Tapi, izinkan saya bertanya,

Apa yang telah kalian capai dalam bidang akhlak, adab, suluk, dan penyucian diri?

Apa yang telah kalian lakukan untuk itu? Apakah kalian memang sedang melakukan aktivistas menyucikan diri?

Apakah kalian sudah melangkah di jalur ini dan kalian terus berusaha mencapainya?

Saya sangat sesalkan bahwa kalian belum begitu serius menapaki jalan ini. Kalian belum melakukan aktivitas apapun di bidang ini!?

 

*Imam Khomeini, Manajemen Nafsu

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mutiara Hikmah

Surat Sang Ayah

Imam Ali Ridha as senantiasa memperlakukan putranya dengan penuh hormat dan selalu memperhatikan pendidikannya.

Suatu hari, Imam Ridha as menulis surat kepada putranya, Muhammad Jawwad, di Madinah. Isi surat tersebut sebagai berikut:

“Wahai putraku! Aku mendengar para pelayan khalifah tidak memperkenankan orang-orang untuk datang mengunjungimu atau sekedar menghubungimu dan mengemukakan kesulitan-kesulitan mereka padamu.

Ketahuilah, mereka (para pelayan khalifah) itu tidak ingin kebaikan darimu dan tidak ingin melihat engkau bahagia. Kini, aku perintahkan padamu untuk membuka pintu kepada semua orang sehingga mereka dengan bebas berkunjung dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Bilamana engkau pergi, bawalah uang bersamamu sehingga engkau dengan segera dapat membantu orang-orang yang tertimpa kesulitan dan membutuhkan pertolonganmu.

Pikirkanlah orang-orang yang mendapat kesulitan hidup, bantulah mereka dengan baik. Janganlah lupa untuk senantiasa bersikap murah dan merawat orang-orang yang tertimpa kemalangan.”

  1. Mahdi Ayatullahi, Imam Muhammad Jawad, Samudera Ilmu dan Takwa
Continue Reading

Mutiara Hikmah

Lezatnya Ketenangan Jiwa dengan Zikrullah

Salah satu jamuan ilahi ialah ketengan jiwa (al-unsu). Sesungguhnya, seorang mukmin akan merasa tenang bila berkomunikasi dengan Rabbul alamin. Ketenangan jiwa dengan zikrullah membuat Musa bin Imran saat berada di puncak bukit Tursina untuk bermunajat, tidak minum seteguk air pun dan tidak makan sekerat roti pun selama 40 hari.

Makanan ruh dan jasadnya adalah ketenangan jiwa kala berdialog dengan Rabbul alamin. Selain itu, di bulan Ramadhan, lezatnya ketenangan jiwa dan kelembutan hati terasa lebih sedikit. Di bulan Ramadhan, selain keberkahannya, manusia lebih mendekat kepada Tuhannya sehingga jiwanya menjadi lebih tenang.

Betapa tidak berartinya orang-orang kaya yang memandang kedudukan, pangkat, mengumpulkan harta, dan mengikuti hawa nafsu sebagai kelezatan.

Imam Ali Zainal Abidin as bermunajat, “Ilahi, apakah orang yang telah mencicipi manisnya cinta-Mu akan menginginkan pengganti selain-Mu? Apakah orang yang telah terhibur di samping-Mu akan mencari selain-Mu?

Maka, sesiapa tenggelam dalam perkara dunawi tak akan mengecap sedikit pun kelezatan akhirat.

Hasan Musawa, Meraup Maghfirah

Continue Reading

Mutiara Hikmah

Lapar dan Kelembutan Hati

Salah satu nikmat Ilahi yang agung di bulan puasa adalah lapar dan dahaga. Manusia jarang sekali memperhatikan bahwa itu adalah karunia yang amat berharga. Lapar dan dahaga membuat hati lembut, jiwa lebih bersinar menghadap Allah.

Sedangkan kenyang berdampak malas, enggan, dan suka tidur. Untuk itu dikatakan, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang banyak makan dan tidur.”

Allah Swt berfirman kepada Rasulullah saw di malam miraj, “Wahai Ahmad, Aku katakan pada-Mu bahwa tanda orang yang menyukai dunia adalah banyak makan dan tidur serta cenderung pada dunia dan penghuninya.”

Jadi, saat perut kosong, kesungguhan mengingat Allah Swt lebih besar dan lebih banyak untuk memancarkan nur hikmah dalam hati. Karena, perut yang penuh akan menghalangi cahaya hati, hikmah, dan makrifat.

Kenanglah dalam lapar dan hausmu, lapar dan haus di hari kiamat. Orang yang haus dan lapar di siang hari, khususnya saat puasa di musim panas, hendaklah membayangkan lapar dan haus di hari kiamat kelak sehingga beban yang sedang dipikulnya terasa lebih ringan.

Hasan Musawa, Meraup Maghfirah

Continue Reading

Trending