Mutiara Hikmah
Jika Imam Ali a.s. Ada, Apa Sikapnya Terhadap Zionisme?
Ahlulbait Indonesia – Imam Ali a.s. pernah berkata, “Demi Allah, seandainya aku diberi tujuh wilayah kekuasaan beserta semua yang ada di bawah langitnya, dengan syarat aku harus bermaksiat kepada Allah terhadap seekor semut dengan merampas kulit biji gandum darinya, maka aku tidak akan melakukannya.” Petikan ini, yang berasal dari Nahj al-Balaghah (Khutbah ke-215), menggambarkan prinsip keadilan yang sangat mendalam dan tanpa kompromi. Imam Ali mengajarkan umat manusia untuk menegakkan keadilan dalam segala hal, bahkan terhadap makhluk sekecil semut. Sebuah ajaran yang menekankan bahwa tidak ada ruang untuk kezaliman, sekecil apa pun itu.
Imam Ali a.s.: Keadilan sebagai Pedoman Hidup
Sebagai Amirul Mukminin, Imam Ali a.s. dikenal bukan hanya karena kepemimpinan beliau yang bijaksana, tetapi juga karena ketegasan beliau dalam menegakkan keadilan. Dalam setiap tindakannya, Imam Ali tidak hanya berkomitmen untuk menegakkan keadilan, tetapi juga menjadi pelaku Perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman. Beliau tidak pernah tinggal diam dalam menghadapi ketidakadilan, bahkan jika itu datang dari pihak yang lebih kuat atau berkuasa. Keteguhannya dalam mempertahankan prinsip keadilan menjadi contoh dan panutan yang wajib dilakukan oleh umat Islam dan seluruh umat manusia, tanpa kecuali.
Pesan Imam Ali a.s. dalam Konteks Kekinian
Seiring berjalannya waktu, pelajaran yang diajarkan oleh Imam Ali tetap relevan dan sangat penting sampai kapanpun. Tragedi kemanusiaan yang terjadi hari ini di Palestina, khususnya di Gaza dan Lebanon, menjadi salah satu contoh nyata kezaliman yang sedang berlangsung di dunia modern. Rezim Zionis Israel, yang terus-menerus melakukan pelanggaran hak asasi manusia, adalah bentuk kezaliman yang jelas terlihat di hadapan dunia. Tindakan mereka tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan yang sejati.
Imam Ali mengingatkan kita bahwa diam dalam menghadapi kezaliman sama saja dengan turut mendukungnya. Dalam sebuah hadis, beliau mengatakan, “Orang yang berbuat zalim, orang yang membantu kezaliman, dan orang yang merestui kezaliman, ketiganya adalah sekutu dalam kezaliman.” (Al-Khishal, Jilid 1, Halaman 107). Menyikapi kezaliman dengan sikap apatis bukanlah pilihan, sebab ini akan memperpanjang penderitaan mereka yang tertindas dan memberi ruang bagi pelaku kezaliman untuk terus melakukan tindakannya.
Baca juga : Imam Ali a.s. dalam Ucapan Imam Ali Khamenei
Keprihatinan terhadap Sikap Diam
Di dunia Islam, kita seringkali menyaksikan sikap diam terhadap kezaliman, baik itu berupa perang terbuka ataupun penindasan sistematis. Ironisnya, ketika sebagian besar dunia Barat mengecam kekejaman rezim Zionis, masih ada sebagian umat Islam yang memilih untuk tidak bersuara. Sikap ini jelas bertentangan dengan ajaran agama dan prinsip kemanusiaan. Ketidakpedulian ini bukan hanya mengkhianati nilai-nilai agama, tetapi juga membiarkan kekejaman terus berlangsung tanpa Perlawanan yang berarti.
Imam Ali a.s. mengajarkan kita bahwa diamnya seseorang terhadap kezaliman adalah bagian dari persekutuan dengan mereka yang melakukan kezaliman. Sebagai umat yang mengaku pengikut beliau, kita memiliki kewajiban moral dan agama untuk melawan ketidakadilan, baik itu yang terjadi di Palestina, maupun di belahan dunia lain.
Melawan Kezaliman dalam Era Modern
Zaman telah berubah, namun kezaliman tetap ada dalam berbagai bentuknya. Tidak hanya melalui peperangan, kezaliman kini muncul dalam bentuk sanksi ekonomi, eksploitasi sumber daya alam, dan penindasan hak-hak asasi manusia secara sistematis. Semua ini membutuhkan kita untuk menunjukkan sikap yang tegas dan berani dalam memperjuangkan keadilan.
Sebagai pengikut Imam Ali a.s., kita harus berada di garda terdepan dalam melawan setiap bentuk kezaliman. Ini bukan sekadar soal Palestina atau Zionisme, tetapi juga soal bagaimana kita membela mereka yang terpinggirkan dan tertindas di mana pun mereka berada.
Aksi Nyata dalam Menegakkan Keadilan
Meneladani Imam Ali a.s. bukan hanya tentang berbicara mengenai keadilan, tetapi lebih kepada mengambil langkah-langkah konkret untuk mewujudkannya. Kita harus bersama dalam perjuangan untuk mengakhiri penindasan, memperjuangkan hak asasi manusia, dan menyuarakan penderitaan mereka yang tertindas. Dalam setiap aksi kita, kita harus melibatkan semangat Perlawanan Imam Ali terhadap segala bentuk ketidakadilan, baik dalam peperangan maupun dalam kebijakan politik yang merugikan banyak pihak.
Pesan Imam Ali adalah panggilan abadi untuk tidak pernah menjadi penonton dalam menghadapi kezaliman. Sebaliknya, kita diharuskan untuk menjadi pelopor dalam menegakkan keadilan dan perdamaian di dunia ini. Ketika kita berbicara tentang keadilan, kita tidak hanya merujuk pada nilai agama, tetapi juga pada komitmen kita terhadap hak-hak dasar manusia yang harus dihormati dan dipenuhi tanpa pengecualian.
Imam Ali a.s. mengajarkan kita bahwa keadilan tidak bisa ditawar, dan tidak ada alasan untuk diam di tengah ketidakadilan yang merajalela. Sebagai umat manusia, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menegakkan kebenaran dan menentang setiap bentuk ketidakadilan, kapan pun dan di mana pun itu terjadi. [MT]
Baca juga : Surat Sang Ayah