Ikuti Kami Di Medsos

Mutiara Hikmah

Jangan Sampai Kita Dibangkitkan Tidak Sebagai Manusia!

Saudara-saudara yang mengaitkan dirinya dengan nama suci Wali-asr, yang berkhidmat kepada masyarakat dan pemasyarakatan nilai-nilai Islam, mengajar, mendidik, dan sebagainya maka semua yang saudara lakukan itu hendaklah sesuai dengan nama yang saudara emban. Pengajaran memang sangat penting, tapi pengajaran harus dibarengi dengan pembinaan atau pendidikan. Pengajaran tanpa pendidikan tidak berguna sama sekali, bahkan kadang-kadang malah merusak. Demikian pula pembinaan tanpa pengajaran. Keduannya harus bersamaan dan tidak boleh melakukan yang satu sementara meninggalkan yang lain. Pengajaran dan pendidikan adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

Manusia adalah makhluk yang berkembang melalui pengajaran dan pendidikan. Dalam hal ini, dalam diri manusia terdapat unsur tumbuh-tumbuhan dan kehewanan. Pada tingkat tumbuh-tumbuhan, manusia tidak beda dengan tumbuhan. Demikian pula pada tingkat kehewanan, manusia tidak beda dengan hewan. Semua berjalan pada kafilah yang sama, akan tetapi manusia dapat lebih unggul dari keduanya. Kesamaan dengan hewan pada hal-hal yang berhubungan dengan materi, makan, minum, dan berketurunan. Karena itu, jika hanya ini yang menjadi obsesi manusia, maka dia adalah hewan. Maka jika manusia tidak diberikan pengajaran dan pendidikan secara bersamaan, ia akan selamanya pada tingkat hewan, malah lebih rendah.

Aktivitas hewan sangat terbatas, demikian pula sikap buasnya. Jika sudah mendapatkan makanan, puaslah ia dan kemudian terus tidur. Tidak perlu menyimpannya, kecuali pada sebagian binatang saja. Tapi hewan yang disebut manusia ini (kita namakan ia manusia karena sesudah tingkat kehewanan) ia dapat meningkat menjadi manusia dengan tidak terbatas, baik pada syahwatnya maupun pada keinginan-keinginan. Pertama ia hanya berharap memiliki sebuah rumah bagus, tetapi ketika rumah di dapat muncul keinginan untuk memiliki taman, lebih banyak lagi dan seterusnya.  Tidak henti-hentinya. Begitulah manusia, setiap kali mendapatkan sesuatu, dia ingin mendapatkan yang lebih besar dan lebih banyak lagi.

Karena itu jika kehidupannya hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan syahwat yang artinya hanya untuk memenuhi harapan-harapan hewani saja, maka ia akan tetap dalam kehewanannya. Bentuknya saja yang manusia, tapi hakikatnya ia adalah hewan yang sesungguhnya. Di dunia ia berupa manusia, tapi nanti di sana tidak akan dibangkitkan dalam rupa manusia, melainkan dalam rupa lainnya. Hanya orang-orang yang mampu membuat dirinya sebagai manusia saja yang akan dibangkitkan dalam rupa manusia. Bahkan kemanusiaannya akan tampak dengan sempurna sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata kasat di dunia ini.

Para nabi telah membawakan jalan buat kita supaya kita dapat menjadi manusia. Mereka menunjuki kita jalan yang akan mengantar kita mencapai kesempurnaan hakiki. Mereka mengetahui jalan itu dengan baik dan hanya mereka yang tahu jalan itu, selain mereka tidak ada yang mengetahuinya. Karena itu kita harus menempuh jalan para anbiya. Hanya para nabi yang tahu hal itu dan para nabi membawa kita ke jalan yang lurus. Mereka tahu kemana kita harus pergi, dari mana kita harus berangkat dan cara apa yang harus kita tempuh.  Maka seorang yang berjalan di luar jalan yang ditunjukkan para anbiya sama sekali tidak akan sampai ke tujuan. Jalannya pincang, dan ia akan tersesat di tengah jalan.

Imam Khomeini, Pesan Sang Imam

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *