Mutiara Hikmah
Imam Ali a.s. dalam Ucapan Imam Ali Khamenei
Imam Ali a.s. sebagai Teladan Sempurna
Amirul Mukminin Ali a.s. adalah sosok teladan yang sempurna untuk segala lapisan masyarakat. Semangat juang dan heroisme masa mudanya menjadi teladan bagi generasi muda. Pemerintahan yang ia pimpin dengan keadilan absolut menjadi contoh bagi para pemimpin. Hidupnya yang penuh dengan perjuangan tanpa henti dan rasa tanggung jawab yang mendalam adalah cerminan kehidupan seorang mukmin sejati. Kebebasannya yang tak tergoyahkan menjadi inspirasi bagi para pencinta kebebasan di seluruh dunia. Sementara itu, kata-kata hikmahnya dan pelajaran-pelajaran yang ia wariskan menjadi rujukan abadi bagi ulama, ilmuwan, dan cendekiawan.
Pemerintahan Ilahi dalam Wujud Nyata
Ketika akhirnya Imam Ali a.s. memegang tampuk pemerintahan, ia menunjukkan bentuk kepemimpinan yang begitu luar biasa hingga sejarawan, penulis, dan seniman yang mencoba menggambarkan masa pemerintahannya selama bertahun-tahun tetap merasa belum mampu mengungkapkan semuanya. Kehidupan Imam Ali selama pemerintahannya adalah keajaiban yang nyata.
Ali a.s. mengubah makna pemerintahan menjadi sesuatu yang suci dan Ilahi. Ia adalah perwujudan dari pemerintahan yang dijalankan atas dasar ajaran Al-Qur’an. Ia mempraktikkan firman Allah: “keras terhadap orang-orang kafir, penuh kasih sayang terhadap sesama mereka” (QS Al-Fath: 29). Keadilan mutlak yang ia tegakkan menjadikannya simbol pemerintahan ilahi. Ia mendekatkan dirinya kepada fakir miskin, memberikan perhatian khusus kepada yang lemah, dan tidak memberikan tempat istimewa bagi mereka yang hanya mengandalkan kekayaan atau kekuasaan untuk mendapatkan pengaruh.
Di mata Imam Ali, nilai yang sesungguhnya ada pada iman, ketakwaan, keikhlasan, perjuangan, dan kemanusiaan. Dengan prinsip-prinsip luhur ini, ia memimpin selama kurang dari lima tahun. Namun, selama berabad-abad, orang-orang terus menulis tentang Imam Ali a.s., tetapi mereka tetap merasa belum mampu menggambarkan kebesarannya dengan sempurna.
Baca juga : Surat Sang Ayah
Pekerjaannya Hanya untuk Allah
Segala hal yang dilakukan oleh Imam Ali a.s. adalah semata-mata demi Allah dan untuk kepentingan umat. Beliau sangat peduli terhadap penderitaan rakyatnya, mencintai mereka, dan menganggap melayani mereka sebagai kewajiban utamanya. Pemerintahannya selalu berpihak kepada kaum lemah, namun tidak berhenti di situ. Pada malam hari, Imam Ali secara diam-diam, sendirian, mendatangi rumah-rumah kaum fakir untuk membantu mereka secara langsung. Beginilah kehidupan Amirul Mukminin a.s. yang penuh dengan keikhlasan dan pengabdian.
Melawan Kezaliman dalam Segala Bentuknya
Imam Ali a.s. tidak pernah ragu untuk melawan kezaliman di tingkat apa pun, dalam bentuk apa pun, dan di bawah kedok apa pun. Perhatikan kehidupan penuh ujian yang dilalui oleh Amirul Mukminin. Lihatlah perang-perangnya, dengan siapa ia bertempur, dan bagaimana ia menghadapi lawan-lawannya dengan keberanian luar biasa. Musuh-musuhnya sering kali menyembunyikan kejahatan mereka di balik nama-nama yang tampaknya mulia.
Namun, begitu Imam Ali a.s. memastikan bahwa suatu tindakan adalah bentuk kezaliman dan kebatilan, ia tidak pernah menunda untuk melawannya. Inilah jalan yang ia tunjukkan kepada umatnya, meski sulit dan penuh tantangan. Jalan ini adalah kewajiban bagi siapa saja yang mengaku mengikuti jejaknya: melawan kezaliman dan para pelakunya, di mana pun dan dalam bentuk apa pun.
Kepribadian dan Keutamaan Ali a.s.
Kepribadian Amirul Mukminin adalah perpaduan sempurna dari berbagai keutamaan yang masing-masing cukup untuk menjadikan seseorang sebagai manusia luar biasa. Zuhudnya yang mendalam, yaitu ketidakpedulian terhadap duniawi dan kesenangan dunia, adalah salah satu ciri utamanya. Ilmu pengetahuannya yang luas—yang disepakati oleh ulama Sunni dan Syiah sebagai yang tertinggi setelah Rasulullah SAW.—merupakan keutamaannya yang lain.
Pengorbanannya di berbagai medan, baik medan perang, moralitas, maupun politik, adalah bukti dedikasinya. Ibadahnya yang khusyuk, keadilannya yang tidak memihak, dan kasih sayangnya kepada kaum lemah, termasuk fakir miskin, anak-anak, perempuan, dan orang-orang tua yang tidak mampu, menunjukkan sisi kemanusiaannya yang luar biasa. Dalam semua aspek ini, Imam Ali a.s. berada pada puncak yang tak tertandingi.
Baca juga : Lezatnya Ketenangan Jiwa dengan Zikrullah
Ketegasan dalam Menegakkan Kebenaran
Ketegasan dan keberanian untuk menegakkan kebenaran adalah ciri utama kehidupan Imam Ali a.s. Setelah menentukan bahwa sesuatu adalah kebenaran, tidak ada yang mampu menghalanginya untuk menjalankan kebenaran tersebut. Bagi Imam Ali, pemerintahan yang dijalankan atas nama Allah dan demi menegakkan hukum-Nya tidak boleh tunduk pada tekanan atau kompromi yang bertentangan dengan kebenaran.
Kesabaran dan Kebijaksanaannya
Sejak usia muda hingga akhir hayatnya, Imam Ali a.s. senantiasa memiliki dua sifat utama: kebijaksanaan dan kesabaran. Ia selalu waspada dan tidak pernah terjebak dalam kesalahan penilaian atau penafsiran yang keliru. Dari sejak Rasulullah SAW. menerima wahyu pertama, Imam Ali telah mengenali kebenaran tersebut dan berdiri teguh di jalannya, terlepas dari segala rintangan. Ia rela mengorbankan nyawanya demi melindungi Islam dan mendukung dakwah Rasulullah.
Kedudukan Spiritual Ali a.s.
Kedudukan Imam Ali a.s. begitu tinggi hingga tidak bisa diukur dengan alat ukur manusia. Ia melampaui segala standar yang biasa digunakan untuk menilai keutamaan dan kemuliaan. Keagungan dan cahaya kepribadiannya tampak bahkan bagi musuh-musuhnya. Namun, memahami kedalaman kepribadian dan kebesarannya tetap menjadi sesuatu yang melampaui kemampuan manusia biasa. Apa yang terlihat hanyalah percikan dari kemuliaannya, sementara inti sejati dari keagungannya tetap tidak terjangkau. []
*Rujukan: Hawzah dalam artikel “Imam Ali a.s dar kalom-e maqom-e muadzam-e rahbari”
Baca juga : Lapar dan Kelembutan Hati