Ikuti Kami Di Medsos

Laporan Utama

Ragam Tradisi Unik Saat Ramadhan di Nusantara

Ragam Tradisi Unik Saat Ramadhan di Nusantara

Bagi umat Islam, bulan Ramadhan atau bulan diwajibkannya berpuasa ini, merupakan bulan penuh berkah dan ampunan Allah Swt. Tak heran jika kaum Muslimin menyambutnya dengan penuh keceriaan dan sukacita.
 
Banyak cara mereka lakukan untuk meningkatkan ibadah dan amal kebaikan di bulan ini. Berikut beberapa laporan yang masuk ke tim ABI Press berkaitan dengan kegiatan bulan Ramadhan di Nusantara:
 
Jakarta
 
Sebuah yayasan bernama yayasan Ahlulbait as, di Hang Lekir, Jakarta Selatan memiliki tradisi khusus di bulan puasa ini. Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan agama Islam ini, mengadakan Tadarus (membaca Al-Quran) satu Juz setiap harinya. “Itu dilakukan bersama setiap habis maghrib, dan bergiliran membacanya,” ungkap Yasin, seorang siswa di yayasan itu kepada ABI Press saat kami hubungi. 

Senin, (30/6) ini merupakan hari kedua tadarus bersama di yayasan tersebut.
 
Malang, Jawa Timur
 
Tepatnya di Desa Sumbersari, Malang Jawa Timur, ada tradisi unik di daerah ini dalam membangunkan warga jelang waktu sahur. Kuny Lathifatul, warga Sumbersari, melaporkan kepada ABI Press bahwa setiap mendekati waktu Imsyak, warga menggunakan pengeras suara di masjid dengan memakai nada “hantu” seperti di film-film. “Jailangkung masuk… kuntilanak masuk…,” kata Kuny, menirukan. Menurutnya, hal ini unik karena tidak biasa dilakukan di tempat-tempat lain.
 
Lampung

Tinggal di Lampung, di tengah kesibukanya beternak ayam, Jumintri yang biasa disapa Fitri tak mau melewatkan momen penting di bulan Ramadhan kali ini, terutama shalat berjamaah di masjid. Sebab menurutnya, suasana Ramadhan di sana masih kental dengan tradisi-tradisi keislaman yang mungkin tidak jauh beda dengan di daerah lain seperti; tadarus Al-Quran, shalat tarawih (shalat malam) bersama, dan sebagainya.

“Yang mungkin beda, di sini kalau siang tadarus ibu-ibu, kalau malam bapak-bapak bergantian,” ungkapnya. Meski demikian, menurutnya, hal itu banyak juga dilakukan umat Islam untuk meningkatkan kualitas spiritual keagamaan di bulan suci ini.

Selain aktivitas spiritual, aktivitas ekonomi pun dirasakan oleh para pedagang. “Banyak pasar dadakan di sini,” tambahnya. Menurutnya, puasa juga memberikan berkah bagi para pedagang permanen maupun pedagang dadakan yang biasanya khusus berjualan di bulan Ramadhan saja.
 
Balikpapan, Kalimantan Selatan

Tradisi unik yang masih dipertahankan dan dilestarikan dalam membangunkan orang sahur juga di perlihatkan di daerah ini. Tepatnya di wilayah Batulicin, Tanah Bumbu, seorang warga bernama Said Ja’far Shadiq yang tinggal di Balikpapan menyampaikan hal ini pada ABI Press. Di wilayahnya, anak-anak umur belasan tahun setiap malam berkumpul untuk persiapan membangunkan warga untuk sahur. Hal unik yang mereka lakukan adalah membangunkan warga dengan memukul-mukul panci bekas, besi bekas dan sebagainya.

Pekalongan, Jawa Tengah

Tak jauh beda dengan yang di Balikpapan, dalam membangunkan warganya untuk sahur, di wilayah Pekalongan  juga memanfaatkan barang bekas. Menurut Via bin Yahya kepada ABI Press, barang bekas yang dipakai di antaranya adalah tong bekas, kaleng bekas dan sebagainya, untuk kemudian ditabuh ala drumband keliling kampung tiap menjelang sahur.

Surabaya

Di Surabaya, warga menyemarakkan datangnya bulan suci Ramadhan dengan membunyikan Bedug Kether. Yaitu bedug yang mirip bunyi perkusi dan dibunyikan seusai shalat Tarawih hingga waktu sahur. Warga setempat menjadi penabuh bedug secara bergantian. Hal ini disampaikan Zahra Mosthafavi yang tinggal di sekitar Penele Surabaya, Jawa Timur, kepada ABI Press.

Banjarmasin

Pasar Wadai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, memiliki tradisi buka puasa bersama di lingkungan masing-masing, di kampung-kampung, termasuk juga di perumahan. Hal itu disampaikan Andito, warga asal Banjarmasin yang kini tinggal di Bekasi kepada ABI Press. Menurutnya, warga yang mampu, mengelar buka bersama dengan sukarela dan mengundang warga lainnya untuk dijamu buka puasa. Hal ini, menurut Andito akan menguatkan ikatan silaturahmi antar sesama warga. 

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyemarakkan dan mengembangkan syiar Islam pada bulan Ramadhan di bumi Nusantara ini. 

Beragam tradisi unik seperti yang telah kami sampaikan ini merupakan ciri khas budaya Islam yang berkembang di Indonesia. 

Professor bidang sejarah Islam Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj Amany Lubis, kepada ABI Press mengatakan bahwa Islam di Indonesia memiliki ciri khas karena nuansa keislaman sudah membaur dengan budaya Nusantara yang sangat beragam. Hal itu menurutnya tak bertentangan dengan nilai-nilai keislaman itu sendiri, melainkan kebudayaan lah yang justru dapat menjadi pondasi untuk memperkuat dan memperkokoh eksistensi Islam di Indonesia. 

Selain itu, melalui berbagai macam budaya, dan acara keagamaan yang berbeda-beda, hal itu dapat menjadi penghubung dan jalur silaturrahmi antar umat Islam di negeri kita. (Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *