Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Pidato Waketum ABI di Peringatan Yaumul Quds: Membela Palestina, Kewajiban Moral dan Agama

Pidato Waketum ABI di Peringatan Yaumul Quds: Membela Palestina, Kewajiban Moral dan Agama

Jakarta, 27 Maret 2025 – Dalam sebuah pidato penuh semangat, Wakil Ketua Umum Ahlulbait Indonesia (ABI), Ustadz Ahmad Hidayat, mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang terus menghadapi agresi dari Zionis Israel. Menurutnya, setiap perjanjian gencatan senjata yang dilakukan selalu berakhir dengan pengkhianatan oleh Israel, yang berkali-kali melanggar kesepakatan damai.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangka menyambut peringatan Yaumul Quds, yang jatuh pada Jumat terakhir bulan suci Ramadan (28 Maret 2025). Ustadz Ahmad Hidayat menyerukan kepada masyarakat, terutama umat Islam di Indonesia, untuk berpartisipasi dalam aksi demonstrasi yang akan digelar di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Aksi ini dimaksudkan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan luar negeri AS yang dianggap sebagai aktor utama di balik konflik Israel-Palestina.

Kecaman terhadap Israel atas Pelanggaran Gencatan Senjata

Ustadz Ahmad Hidayat mengawali pidatonya dengan menegaskan bahwa perjanjian damai antara Israel dan Palestina tidak pernah benar-benar dihormati oleh Israel. Berkali-kali negosiasi dilakukan, tetapi pihak Israel selalu menjadi yang pertama mengingkari kesepakatan.

Dalam konteks terbaru, Ustadz Ahmad menyoroti peningkatan serangan Israel terhadap rakyat Palestina, terutama menjelang bulan Ramadan. Beliau menyebutkan bahwa setiap hari terjadi pembunuhan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang tua yang tidak bersalah. Ia juga menggambarkan bagaimana rumah-rumah warga Palestina terus dihancurkan oleh serangan udara Israel, menyebabkan ratusan korban jiwa setiap harinya.

Di mana hati nurani kita? Di mana jiwa kita? Jika pada Jumat terakhir bulan Ramadan kita tidak tergerak untuk turun bersama, menyuarakan protes terhadap kejahatan ini?” tanyanya.

Ustadz Ahmad Hidayat menyerukan tiga hal utama:

  1. Peningkatan tekanan diplomasi oleh pemerintah Indonesia di forum-forum global seperti PBB untuk menghentikan penjajahan Israel.
  2. Penguatan jejaring perlawanan global terhadap Zionis Israel dengan melibatkan elemen masyarakat yang peduli terhadap kemanusiaan.
  3. Konsistensi gerakan untuk terus menyuarakan protes hingga Palestina merdeka.

Baca juga : Solidaritas untuk Palestina: KUMAIL Pandaan Galang Dana, Terkumpul Rp 20 Juta Lebih

Seruan Demonstrasi di Depan Kedutaan Besar Amerika Serikat

Ustadz Ahmad Hidayat mengajak masyarakat untuk hadir dalam aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Menurutnya, Amerika Serikat adalah aktor utama di balik berbagai kebijakan pendudukan Israel atas Palestina.

Beliau menegaskan bahwa demonstrasi Yaumul Quds bukanlah pelanggaran hukum, melainkan justru bentuk pengamalan konstitusi negara. Ia merujuk pada Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.” Dengan demikian, aksi protes ini bukan hanya bentuk kepedulian kemanusiaan, tetapi juga kewajiban sebagai warga negara Indonesia untuk mendukung kebijakan luar negeri Indonesia yang pro-Palestina.

Ustadz Ahmad juga mendorong pemerintah Indonesia untuk semakin memperkuat upaya diplomasi politik di tingkat internasional, seperti di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan forum global lainnya, guna menekan Israel agar segera menghentikan agresinya.

Penolakan terhadap Solusi Dua Negara

Dalam pidatonya, Ustadz Ahmad Hidayat dengan tegas menolak konsep solusi dua negara (two-state solution), yang selama ini menjadi wacana dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Menurutnya, solusi tersebut hanyalah agenda Zionis yang bertujuan memperluas pendudukan Israel atas tanah Palestina secara bertahap.

Beliau berargumen bahwa jika solusi dua negara diterapkan, Israel secara perlahan akan terus mencaplok tanah Palestina “sepetak demi sepetak, sehektar demi sehektar,” sebagaimana yang telah berlangsung selama lebih dari 70 tahun terakhir.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa satu-satunya solusi yang benar-benar dapat mengakhiri penderitaan rakyat Palestina adalah dengan menghapus entitas Zionis Israel.

Penjajahan tidak boleh dibiarkan ada di muka bumi. Entitas penjajah harus dihapuskan!” tegasnya.

Ajakan untuk Memperkuat Jejaring Solidaritas Global

Ustadz Ahmad Hidayat mengingatkan bahwa perjuangan rakyat Palestina bukan hanya perjuangan mereka sendiri, tetapi juga bagian dari perjuangan kemanusiaan global.

Beliau mengajak masyarakat Indonesia, terutama umat Islam, untuk membangun dan memperkuat jejaring solidaritas global dalam mendukung Palestina. Ia mencontohkan bahwa Indonesia pernah mengalami penjajahan selama lebih dari 300 tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang, sehingga rakyat Indonesia seharusnya memahami penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.

“Kita pernah dijajah ratusan tahun. Kita tahu betul bagaimana rasanya hidup dalam penjajahan. Oleh karena itu, kita harus bersatu untuk menentang kejahatan Zionis Israel!” serunya.

Baca juga : Dua Hari Galang Dana: KUMAIL Jember Kumpulkan Rp9,7 Juta untuk Palestina

Pembentukan BARQ sebagai Wadah Perlawanan

Dalam rangka membangun gerakan yang lebih sistematis, Ustadz Ahmad Hidayat mengumumkan pembentukan organisasi Barisan Aliansi Resistensi Al-Aqsa (BARQ) di Indonesia. Organisasi ini akan berperan sebagai presidium nasional yang mengoordinasikan aksi-aksi perlawanan terhadap Zionisme serta mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Beliau menegaskan bahwa perlawanan terhadap Zionis Israel harus dilakukan secara konsisten.

Zionis Israel sudah lebih dari 70 tahun melakukan okupasi. Mereka menggunakan segala cara untuk menghancurkan Palestina. Maka, kita yang menentang mereka juga harus konsisten dalam perjuangan kita!” ungkapnya.

Sebagai bagian dari aksi perlawanan ini, ia mengajak umat Islam untuk terus mengampanyekan dukungan bagi rakyat Palestina dan melakukan demonstrasi secara berkelanjutan.

Kutukan terhadap Zionisme dan Solidaritas untuk Palestina

Menutup pidatonya, Ustadz Ahmad Hidayat dengan lantang menyerukan kutukan terhadap Zionis Israel serta negara-negara yang mendukung kebijakan agresif mereka.

Hancurlah Zionis! Hancurlah Israel! Hancurlah Amerika! Hancurlah siapa saja yang mendukung kejahatan Zionis Israel!” teriaknya dengan penuh semangat.

Beliau menegaskan bahwa perjuangan membela Palestina adalah bagian dari kewajiban moral dan agama, serta implementasi dari prinsip Islam bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.

Sebagai penutup, beliau kembali mengajak masyarakat untuk hadir dalam aksi solidaritas yang akan digelar pada 28 Maret di berbagai lokasi di Indonesia, khususnya di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.

Jayalah Palestina! Merdeka Palestina!” serunya sebelum menutup pidato.

Pidato Ustadz Ahmad Hidayat adalah ajakan kepada seluruh elemen-elemen masyarakat Indonesia untuk mengambil peran aktif dalam aksi solidaritas Yaumul Quds, menolak solusi dua negara, serta membangun jejaring perjuangan yang lebih kuat demi mendukung rakyat Palestina. []

Baca juga : Jutaan Donasi Terkumpul! Warga Probolinggo Bergerak untuk Palestina yang Terluka