Kegiatan ABI
Analis Kebijakan Kemenag: Perlu Kolaborasi Lintas Sektor untuk Meningkatkan Ketahanan Keluarga
Jakarta, 24 Januari 2025 – Organisasi berbasis agama memiliki peran penting dalam pemberdayaan sosial, khususnya dalam memperkuat ketahanan keluarga di era disrupsi. Hal ini disampaikan oleh Analis Kebijakan Kementerian Agama, Haris Burhani, S.E., MAP, dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Muslimah Ahlulbait Indonesia (ABI) di Gedung Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP), Jakarta Selatan, pada Jumat (24/01).
Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Majelis Tinggi Organisasi I (MTO) dan Kongres III, dengan tema: “Ketahanan Keluarga di Era Disrupsi: Mewujudkan Organisasi Perempuan Berbudaya dan Berkearifan untuk Khidmat Keumatan dan Kebangsaan.”
Pemberdayaan Perempuan: Isu Strategis
Dalam pemaparannya, Burhani menyoroti bahwa perempuan dan anak masih tergolong kelompok rentan yang menghadapi berbagai tantangan, baik di bidang sosial, ekonomi, maupun konflik. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan menjadi isu strategis yang harus ditangani dengan serius.
“Perempuan memiliki peran besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga penting bagi kita untuk terus mendorong pemberdayaan mereka melalui berbagai program kolaboratif dengan kementerian terkait,” ujar Burhani.
Ia menyebutkan bahwa peran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sangat penting dalam melindungi hak-hak perempuan dan anak. Organisasi keagamaan seperti ABI dan Muslimah ABI juga dinilai memiliki kontribusi besar dalam mendukung pemberdayaan perempuan di Indonesia.
Kolaborasi untuk Penguatan Perempuan
Burhani menegaskan bahwa organisasi keagamaan tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga harus aktif dalam kegiatan pemberdayaan. Ia mendorong kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Agama, Kementerian PPPA, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk mewujudkan program yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Terkait dengan tema seminar, Burhani menyebut bahwa tema seminar yang diusung sangat strategis. “Tema seminar ini sangat relevan dengan tantangan saat ini. Implementasi ketahanan keluarga dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, serta kolaborasi lintas sektor untuk mencapai hasil yang maksimal,” tambahnya.
Baca juga : Waketum ABI: Dalam Organisasi, Tidak Ada Pensiun untuk Berkhidmat
Perubahan Lembaga Riset Kementerian Agama
Dalam kesempatan yang sama, Burhani juga menjelaskan perubahan yang terjadi pada lembaga riset di Kementerian Agama setelah bergabung dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kini, lembaga tersebut telah bertransformasi menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM, yang bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan di masyarakat.
Menurut Burhani, identitas nasional dan keagamaan harus berjalan seiring. Ia menegaskan bahwa “beragama sejatinya adalah berbangsa, dan berbangsa sejatinya adalah beragama.”
Peran Perempuan di Berbagai Sektor
Burhani juga menyoroti kemajuan peran perempuan sejak era reformasi hingga saat ini. Ia menyebutkan bahwa perempuan kini semakin diberdayakan di berbagai sektor, termasuk politik, dengan adanya kuota 30 persen untuk keterwakilan perempuan di parlemen.
“Ini menunjukkan bahwa perempuan telah mendapatkan perhatian yang lebih besar dan dapat berkiprah di berbagai bidang strategis,” tuturnya.
Muslimah ABI dan Kontribusi Sosial
Seminar ini menjadi momentum penting bagi Muslimah ABI untuk memperkuat eksistensi dan kontribusinya di tengah masyarakat. Dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai Islam yang kuat, Muslimah ABI diharapkan dapat terus memperjuangkan hak-hak perempuan serta memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa. []
Baca juga : Pelantikan Ketua Pimpinan Nasional Muslimah Ahlulbait Indonesia (ABI) Periode 2025-2030